G24NEWS.TV, JAKARTA – Ratusan kader perwakilan lima kabupaten/kota se DIY mengikuti acara Doa Bersama Mengenang Presiden Soeharto. Acara ini dipusatkan di Kantor DPD Golkar DIY Jl. Jend. Sudirman No.58, Kotabaru, Yogyakarta (30/6). Doa bersama digelar DPD Golkar DIY dan menghadirkan Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan, Yogyakarta dan Wali Amanah KMP Nasional, KH Muhammad Jazir Asp.
Ketua DPD Partai Golkar DIY, Gandung Pardiman nenyampaikan, bagaimana jasa Soeharto dan perjuangan Partai Golkar DIY.
“Atas jasa jasa Pak Harto, Partai Golkar DIY konsisten memperjuangkan beliau menjadi pahlawan nasional,” ujarnya.
Peninggalan Presiden Suharto
Ia juga menyampaikan, banyak peninggalan Soeharto yang masih relevan hingga sekarang, seperti GBHN sebagai arah pembangunan. Selain itu, ada juga penataran P4 sebagai wujud pendalaman nilai-nilai Pancasila.
Banyak bendungan dibangun untuk membantu masyarakat desa. Air yang diperoleh sepanjang tahun ini berguna untuk mengolah lahan pertanian.
Di bidang pendidikan, Sekolah Dasar (SD) Negeri atau Inpres diperbanyak.
Kebangsaan Presiden Suharto
Menurut Gandung Pardiman, kebangsaan Soeharto tidak perlu diragukan. Meski begitu, Gandung melihat saat ini pemerintah belum menyetujui Soeharto sebagai pahlawan nasional. Ia menyampaikan, akan terus berkomitmen memperjuangkan hal tersebut.
“Masih ada pihak yang tidak srek atau tak suka dengan usulan itu, tapi kami kader Golkar sebagai anak ideologis Soeharto akan jalan terus berkomitmen memperjuangkan menjadi pahlawan nasional,” jelas Gandung.
Gandung Pardiman menyebut, hanya Partai Golkar yang berani dan konsisten mengusulkan Pak Harto sebagai pahlawan nasional.
“Kami akan terus menggaungkan usulan perlunya pemberian gelar pahlawan nasional bagi Soeharto, bukan hanya dari DIY, tapi juga seluruh jajaran partai di pelosok Indonesia juga memiliki tekad yang sama,” ujar Gandung.
Dalam ceramahnya di acara doa bersama, Ustaz Jazir ASP mengatakan, Soeharto berjasa besar bagi Indonesia. Penting untuk memberikan gelar pahlawan nasional karena karya-karya yang luar biasa selama menjadi Presiden. Ia menyayangkan hanya karena perbedaan politik kemudian tidak mengakui jasa besar Soeharto.
Ia mengapresiasi Partai Golkar yang konsisten memperjuangkan Soeharto menjadi pahlawan nasional.
Penulis: Nyoman Adikusuma
Editor: Lala Lala
