Daerah

Maluku Diguncang 7 Kali Gempa Susulan, Peringatan Dini Tsunami Dicabut

240
×

Maluku Diguncang 7 Kali Gempa Susulan, Peringatan Dini Tsunami Dicabut

Share this article
alat pengukur gempa
Alat pengukur gempa. Maluku diguncang 7 kali gempa susulan

G24NEWS.TV, JAKARTA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat ada sebanyak tujuh kali gempa susulan setelah guncangan magnitude 7,5 di Maluku pada Selasa (10/1) pukul 02.47 WIT.

Gempa bumi susulan terjadi dengan gempa bumi terbesar kekuatan magnitudo 5,7 dan terkecil berkekuatan magnitudo 3,8. Kekuatan gempa susulan yang mengguncang Maluku semakin mengecil dan berdasarkan informasi tim BMKG di lapangan, gempa tersebut tidak dirasakan masyarakat.

Episenter gempa bumi tektonik bermagnitudo 7,5 pada Selasa (10/1) pukul 00.47 WIB tersebut, terletak pada koordinat 7,37° LS ; 130,23° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 136 km arah Barat Laut Maluku Tenggara Barat, Maluku pada kedalaman 130 km.

Baca Juga  Dyah Roro Dorong Jumlah Pekerja Perempuan di PT Smelting

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis menengah akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda.

BMKG juga mengakhiri peringatan dini tsunami akibat gempa bumi. Menurut Kepala BMKG RI Dwikorita Karnawati peringatan dini tsunami diakhiri berdasarkan proses pemodelan dan pengamatan pada area yang terdampak oleh gempa.

“Setelah dua jam dikeluarkannya peringatan dini tsunami, maka BMKG mengakhiri peringatan dini tersebut. Namun kami tegaskan bahwa peringatan ini bukan dicabut, hanya diakhiri. Kami imbau agar masyarakat tetap waspada dan tetap beraktivitas seperti biasa,” kata Dwikorita, dikutip dari Antara.

Peringatan dini tsunami tersebut dinyatakan telah berakhir pada pukul 3.43 WIB.
Pengakhiran peringatan dini tersebut didasarkan pada standar perhitungan waktu kedatangan tsunami hingga dua jam setelah peristiwa gempa.

Baca Juga  Gempa M 6,6 Guncang Tuban, Belum Ada Laporan Kerusakan

Selain itu, melalui pemantauan kenaikan titik muka air laut di empat titik dipastikan tidak terjadi kenaikan secara signifikan.

“Berdasarkan observasi dengan metode ‘tide gauge’ di empat lokasi sekitar gempa yaitu Seira, Adaut, Lirang dan Larat tidak menunjukkan adanya anomali atau perubahan tinggi muka air laut yang signifikan,” kata dia.

BMKG menyimpulkan gempa tersebut terjadi akibat aktivitas subduksi di Laut Banda dan berdasarkan hiposenter gempa tergolong kategori menengah dengan mekanisme gempa berupa pergerakan naik (thrust fault).

 

banner 325x300