Nasional

Hanan A Rozak: Program Ketahanan Pangan Harus Utamakan Produk Dalam Negeri

295
×

Hanan A Rozak: Program Ketahanan Pangan Harus Utamakan Produk Dalam Negeri

Share this article
Dua orang memegang papan bertuliskan bantuan di sebelah kiri adalah Hanan Rozak
Hanan Rozak (kiri). (Foto Kabupaten Lampung Tengah)

G24NEWS.TV, JAKARTA Anggota Komisi IV DPR Hanan A Rozak mengatakan dalam mencapai kondisi ketahanan pangan, pemerintah harus mengutamakan produk dalam negeri, sebelum memutuskan untuk melakukan impor.

Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar ini mengakui bahwa Indonesia saat ini masih dalam program ketahanan pangan. Belum berada dalam kondisi kedaulatan pangan karena masih mengkonsumsi produk impor.

“Tetapi kalau ada dalam negeri, utamakan dalam negeri,” jelasnya, dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI dengan Kementerian Pertanian dan BUMN Pangan, di DPR RI, Jakarta, belum lama ini, dikutip dari TVR Parlemen.

Raker itu membahas soal Upaya Peningkatan Produksi dan Produktivitas Komoditas Pertanian Dalam Mencapai Target Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan.

Dari Pemerintah, rapat dihadiri oleh pejabat eselon I Kementerian Pertanian, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi. Hadir juga Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso. Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia, Holding Pangan dan ID Food.

Impor Sebagai Pilihan Terakhir

Lebih jauh, anggota Parlemen kelahiran 25 Desember 1960 ini mengatakan Pemerintah harus menjadikan impor sebagai pilihan terakhir. Sehingga, semua produk petani dapat diserap oleh pasar dan harganya tidak jatuh.

Kondisi ini akan memotivasi dan menambah modal petani agar terus berproduksi secara berkelanjutan untuk jangka panjang. Sehingga menjadi modal kuat untuk mencapai target kedaulatan pangan.

Baca Juga  DPR Tekankan Biaya Haji Terjangkau Masyarakat Sesuai Prinsip Istitha’ah

“Karena nasib petani kita perlu diutamakan, terkait dengan harga. Contohnya gabah,” jelas legislator Golongan Karya dari Daerah Pemilihan Lampung II ini. Wakil Ketua Koordinator Bidang Kajian Strategis dan Pengembangan SDM DPD I Partai Golkar Lampung mengatakan ketahanan pangan artinya tidak ada rakyat yang menderita kelaparan atau dihantui ancaman kelaparan.

Dalam ketahanan pangan, jelasnya, seluruh masyarakat diharapkan mampu mengakses bahan pangan untuk dikonsumsi. Baik yang dihasilkan dari dalam negeri, maupun produk yang dibeli dari luar negeri.

“Konsep berdaulat dengan ketahanan ini harus beda. Nah, supaya kita tahan beras kurang, jaga-jaga impor. Ya, pilihannya seperti itu,” jelasnya.

Dalam Kedaulatan Pangan Tidak Ada Impor

Sementara itu, dia menjelaskan jika Indonesia telah mencapai kedaulatan pangan. Artinya semua konsumsi masyarakat berasal dari produksi sendiri dan menutup keran impor.

Namun, hal ini menurutnya membutuhkan proses dan persiapan panjang. Antara lain, dengan cara meningkatkan luas lahan pertanian dan produktivitas tanaman secara bertahap.

Produksi harus ditingkatkan sampai bisa mencapai target. Minimal sama dengan perkiraan jumlah konsumsi. Akan lebih baik jika surplus.

Selain memperluas lahan pertanian, strategi lain adalah menerapkan sistem integrasi tanaman, seperti tanaman jagung, kedelai, dan singkong disatukan dalam satu lahan.

Baca Juga  Peneliti: Golkar Dirancang Jadi Jalan Tengah Kebuntuan Ideologi Partai  

“Nah, begitu juga kedelai, lahannya saham. Lahan yang ditanam kedelai itu lahan yang ditanam jagung, yang ditanam singkong,” tambah Bupati Tulang Bawang Periode 2012 – 2017.

Secara bertahap, paparnya, semua produksi komoditas pertanian ini ditingkatkan dan dilakukan secara konsisten. Sehingga berada pada satu titik yang seimbang dengan kebutuhan atau konsumsi di dalam negeri.

“Kita tingkatkan produksi jagung kita, yang sudah benar-benar cocok untuk wilayah kitamaksimalkan sembari menunggu kita siap berdaulat,” jelas Hanan, Sarjana Pertanian dari Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB).

Kedaulatan Pangan Tidak Hanya Soal Produksi 

Master Ekonomi Pertanian dari Universitas Padjadjaran ini menyatakan kedaulatan pangan tidak hanya mengenai keberhasilan meningkatkan produksi sesuai dengan kebutuhan konsumsi.

Masih banyak aspek lain yang perlu mendapatkan perhatian besar. Contohnya, kerja sama perdagangan internasional hingga kesiapan dan kesadaran rakyat untuk mencintai produk dalam negeri. Apalagi saat ini dunia sudah menerapkan pasar bebas, dimana konsumen bebas memilih produk yang dia sukai dari negara mana saja.

Dengan demikian, selain produksi, komoditas pertanian dari Indonesia juga harus berdaya saing dari sisi kualitas rasa, promosi dan pemasaran, serta distribusi.*

Penulis: Nyoman Adikusuma

Editor: Lala Lala

banner 325x300