HeadlineNasional

Sarwono Kusumaatmadja, Peletak Dasar Modernisasi Golkar dan Aktivis Lingkungan Berpulang  

524
×

Sarwono Kusumaatmadja, Peletak Dasar Modernisasi Golkar dan Aktivis Lingkungan Berpulang  

Share this article
Sarwono Kusumaatmadja
Sarwono Kusumaatmadja

G24EWS.TV, JAKARTA – Mantan Menteri Lingkungan Hidup dan tokoh tokoh senior Partai Golkar Sarwono Kusumaatmadja meninggal dunia Jumat (26/5) pukul 17.15 waktu Penang Malaysia, pada usia 80 tahun. 

Sarwono Kusumaatmadja menjalani perawatan di Penang Adventist Hospital (PAH), Malaysia setelah kesehatanya menurun akibat sakit. Dia dijadwalkan menjalani kemoterapi pada 21 Mei lalu. 

“Keluarga besar Partai Golkar berduka cita mendalam atas kepergian, tokoh, senior dan panutan kami Bapak Sarwono Kusumaatmadja,” ujar Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Strategis Erwin Aksa. 

Pak Sarwono Kusumaatmadja meninggal dunia jam 17.15 waktu Penang Malaysia. Jenazah akan dibawa ke Indonesia malam ini,” ujar pesan singkat yang beredar di grup-grup kader dan fungsionaris Partai Golkar. 

Sarwono adalah salah satu tokoh penting di Indonesia, dengan berbagai jabatan yang diembannya. Dia menjadi anggota DPR pada pada periode 1971 hingga 1988. 

Berbagai jabatan eksekutif pernah dia emban dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN), kemudian menjadi Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Menteri EKsplorasi Kelautan. Dia juga menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) pada periode 2004-2009. 

Sarwono adalah lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan teknik sipil. Dia sempat menjadi Ketua Dewan Mahasiswa ITB, sebelum bergabung ke partai politik. 

Sarwono Kusumaatmadja
Sarwono Kusumaatmadja

Golkar Terbuka dan Stelsel Aktif 

Sarwono muda yang cerdas dan idealis inilah yang membuat dirinya dianggap menjadi sosok yang cocok untuk masuk Golkar pada saat itu. Jenderal Benny Murdani sendiri yang merekrutnya untuk bergabung. 

Baca Juga  Erwin Aksa: Proporsional Terbuka Bagian dari Demokrasi Indonesia

PIlihan ini tidak salah, saat Sarwono menjadi anggota Fraksi Partai Golkar di DPR, dia dipercaya sebagai sekretaris fraksi. Dia memberikan sentuhan pada pernyataan-pernyataan Partai Golkar sehingga lebih menarik. 

“Akhirnya kami jadi andalan, saya di umur 35 tahun jadi sekretaris fraksi. Orang-orang tua kan enggak menarik kalau bikin statement, kering gitu kan,” ujar Sarwono seperti dimuat dalam Gatra. 

Kiprah Sarwono di Golkar terus menanjak, bahkan pada 1983 dia dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal (sekjen). Jabatan ini spesial, karena dia adalah sekjen Golkar pertama dari kalangan sipil. 

Dalam posisi sebagai sekjen ini, Sarwono memulai meletakan dasar manajemen organisasi modern pada Golkar, terkenal dengan istilah stelsel aktif atau “keanggotaan terbuka” dan berdasarkan “kesediaan atau kesukarelaan”.

Menurut pengakuan Sarwono, gagasan ini sebenarnya berasal dari Presiden Soeharto yang berpikir bahwa Golkar harus tetap bisa berkompetisi dengan partai lain meski dirinya sudah tidak menjadi presiden. 

Golkar harus bisa mandiri tidak boleh terus bersandar pada birokrasi dan tentara, sehingga perlu ada sistem kaderisasi yang mapan. 

Karena itulah lahir gagasan untuk mengalihkan sistem keanggotaan Golkar dari “keanggotaan organisasi” menjadi keanggotaan perorangan.

“Sistem ini dibuktikan pada 1999, ketika Golkar tidak bisa berkampanye tetap bisa meraih urutan kedua dan 2004 malah menjadi nomor satu. Itu Karena memang sudah dikondisikan untuk siap bersaing, lewat persaingan internal,” ujar dia dalam sebuah wawancara. 

Baca Juga  Golkar adalah Partai Tengah, Apa Maksudnya Sih?

Inilah keluwesan Sarwono, dia bisa menjalin hubungan baik dengan elit-elit Golkar saat itu yang berasal dari kalangan militer dan birokrasi, namun tetap menjaga idealisme yang diperoleh saat menjadi aktivis mahasiswa. 

Sosok sederhana dan berintegritas 

Sarwono, meski malang melintang dalam pusaran kekuasaan tetap menjalani hidup dengan sederhana. Dia begitu prihatin dengan banyaknya pejabat dan kepala daerah yang terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Dia mengatakan saat ini sulit sekali mencari figur berintegritas. Dalam sebuah wawancara, Sarwono mengaku tidak memiliki rumah

Dalam wawancara itu, dia mengatakan dirinya tidak memiliki rumah dan hanya memiliki mobil lama keluaran tahun 2006. 

“Saya melihat tidak ada perlunya memiliki banyak harta, termasuk rumah,” ujar dia. 

Kiprah Sarwono di bidang lingkungan hidup tidak pernah memudar. Hingga akhir hayatnya Sarwono Kusumaatmadja adalah penasihat terpercaya untuk Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Ketua inisiatif Perubahan Iklim Indonesia.

Dia juga berkecimpung di dunia NGO dengan menjadi pengawas di Yayasan Konservasi Alam Nusantara, sebuah organisasi nirlaba berbasis ilmiah  yang bertujuan mewujudkan keselarasan alam dan manusia melalui tata kelola sumber daya alam yang efektif. 

 

  

 

banner 325x300