Karya dan Gagasan

Repelita: Program Pembangunan Soeharto

547
×

Repelita: Program Pembangunan Soeharto

Share this article
Presiden RI ke-2 Soeharto. Foto: Ist
Presiden RI ke-2 Soeharto. Foto: Ist

G24NEWS.TV, JAKARTA – Presiden Soeharto selama 32 tahun masa jabatannya, membentuk Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Rencana ini dibentuk sejak 1 April 1969 hingga 1994. Fokus utama di era Presiden Soeharto adalah pembangunan. Atas hal ini, Soeharto diangkat sebagai Bapak Pembangunan Indonesia tahun 1983.

Pembangunan di segala bidang dilakukan Presiden Soeharto. Pembangunan ini seperti sekolah, puskesmas, industri strategis nasional dan jalan nasional, waduk, embung, serta berbagai pengendalian banjir perkotaan. Partai Golkar tidak bisa dipisahkan dari kiprah Soeharto.

Repelita dibentuk bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan infrastruktur dengan penekanan pada bidang pertanian.

Repelita I

Dimulai pada 1 April 1969, Repelita I menjadi landasan awal pembangunan di segala bidang pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Repelita I dimulai sehari sebelum Presiden Soeharto menandatangani Pengesahan RUU APBN tahun anggaran 1969/1970 pada 31 Maret 1969.

Repelita I menyasar sandang, pangan, papan. Dilakukan juga perbaikan sarana prasarana terutama sarana pertanian, sarana jalan dan jembatan, sarana kesehatan dan pendidikan. Kemudian, pemenuhan perumahan bagi rakyat dan perluasan lapangan kerja.

Saat itu, kondisi perekonomian Indonesia juga sudah mulai stabil dibandingkan sebelumnya.

Baca Juga  Apresiasi Indonesia dengan Segudang Kekayaan Budayanya!

Repelita II

Pelaksanaan Repelita II berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1975. Repelita II dimulai pada 1 April 1974. Presiden Soeharto mengungkapkan bahwa fokus utamanya adalah penanganan masalah-masalah ekonomi dan non-ekonomi.

Selama Repelita II, laju inflasi di Indonesia dapat dikendalikan secara bertahap. Pada tahun pertama dan kedua angka inflasi masih berkisar 20 persen dan menurun menjadi 12,1 persen pada 1976/1977.

Repelita II disusun berdasarkan Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang bertujuan untuk meningkatkan pembangunan di pulau-pulau selain Jawa, Bali, dan Madura, di antaranya melalui program transmigrasi.

Repelita III

Presiden Soeharto menekankan pada trilogi pembangunan dengan menekan asas pemerataan pada Repelita III. Kondisi inflasi menurun dari tahun ke tahun, mulai dari 19,5 persen menjadi 10 persen.

Asas pemerataan di Repelita III adalah:

1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok

2. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan

3. Pemerataan Pembagian Pendapatan

4. Pemerataan Kesempatan Kerja

5. Pemerataan Kesempatan Berusaha

Repelita IV

Presiden Soeharto menitikberatkan pada usaha sektor pertanian untuk menetapkan swasembada pangan pada Repelita IV. Dilakukan peningkatan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin sendiri.

Baca Juga  Doa Bersama Mengenang Soeharto Bersama DPD Golkar DIY

Standar Industri Indonesia (SII) disusun untuk menunjang pembangunan industri. Selain itu, disusun juga sarana perlindungan bagi konsumen serta peningkatan efisiensi industri.

Industri logam dasar dan mesin yang merupakan industri berskala besar dikembangkan untuk menyiapkan pembangunan sektor industri.

Repelita V

Presiden Soeharto berfokus pada usaha sektor pertanian, seperti memantapkan swasembada pangan, meningkatkan produksi pertanian, menyerap tenaga kerja yang ada, serta mampu menghasilkan mesin-mesin sendiri.

Dalam Repelita V, kondisi perekonomian di Indonesia sudah jauh lebih baik, dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,8 persen. Peningkatan ekspor juga lebih baik dibanding sebelumnya.

Repelita VI

Repelita VI dimulai tanggal 1 April 1994. Periode ini menitikberatkan pada pembangunan sektor ekonomi, berkaitan dengan industri dan pertanian. Presiden Soeharto juga fokus meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya.

Saat itu, pada periode ini terjadi krisis moneter tahun 1998 yang polemik politik dalam negeri, krisis moneter dianggap sebagai penyebab keruntuhan era Orde Baru.

Penulis: Nyoman Adikusuma

Editor: Lala Lala

banner 325x300