Politik

Kader Golkar Ingatkan Pemimpin Harus Memiliki Tiga Prinsip

410
×

Kader Golkar Ingatkan Pemimpin Harus Memiliki Tiga Prinsip

Share this article
Prinsip Politisi Golkar
Kader Partai Golkar, Rizal Mallarangeng mengatakan, seorang pemimpin harus memiliki tiga prinsip penting dalam demokrasi masa depan.

G24NEWS.TV, JAKARTA – Kader Partai Golkar, Rizal Mallarangeng mengatakan, seorang pemimpin harus memiliki tiga prinsip penting dalam demokrasi masa depan. Sebab ia harus mampu melakukan terobosan bagi peningkatan perbaikan negara.

“Seorang pemimpin harus memiliki transformasi serta terobosan yang dapat meningkatkan perbaikan bagi negara,” ujar dia saat ditemui di Jakarta, Kamis (15/6/2023).

Ia menyebutkan, ketiga prinsip pemimpin tersebut adalah pertama, keberanian perbaikan. Dalam hal dapat memerangi perbudakan, yakni membebaskan hak-hak perempuan. Melakukan kesetaraan pada perempuan, serta keberanian mendorong untuk melakukan perbaikan. Kedua, prinsip kesabaran. Kesabaran dalam menerima kenyataan. Kenyataan terhadap apa saja yang akan datang pada saat menjadi seorang pemimpin.

Ketiga, kearifan. Kearifan disini bermaksud untuk mengerti perbedaan. Perbedaan dalam menentukan mana yang lebih membutuhkan keberanian, juga mana yang membutuhkan kesabaran. Karena ketika seseorang hanya berani dalam melakukan berbagai hal, ia dapat meremehkan hal tersebut. Namun, jika seseorang hanya memiliki kesabaran saja, maka ia tidak berani membuat perubahan.

Baca Juga  Airlangga Hartarto Optimistis Golkar Sulawesi Solid Dukungan Prabowo-Gibran

“If you are good leader, let you know where is doing first and where’s the second, Jika Anda seorang pemimpin, Anda akan memberitahukan hal-hal pertama yang akan dilakukan dan hal apa yang selanjutnya dilakukan,” kata Rizal Mallarangeng.

Apa Maksudnya Bertransformasi?

Menjelang 2024 sejumlah partai politik semakin menunjukkan dirinya untuk bisa bertransformasi. Sebenarnya apa sih transformasi itu? Dan seperti apa sistem politik Indonesia?

Transformasi atau perubahan politik menuju kepolitikan modern dikaji melalui pemilu. Dalam hal ini ditempatkan sebagai langkah konsolidasi menuju kekuasaan dan demokrasi. Di samping juga dikaji melalui prasyarat budaya yang diperlukan untuk mengkonsolidasikan sistem politik yang demokratis. Pengalaman empirik sangat diperlukan, dalam hal ini diambil dari pengalaman bangsa Indonesia. Bangsa ini dikenal memiliki penduduk berbasis religio politik keagamaan yang kuat.

MK Putuskan Pemilu Gunakan Sistem Proporsional Terbuka

Menurut dia, Indonesia sangat tepat untuk menjalankan pemilu dengan sistem proporsional terbuka. Pasalnya, sistem pemilu terbuka lebih memberikan hak demokrasi bagi masyarakat. Meski demikian, ia juga menegaskan bahwa konsekuensinya pada caleg harus memberikan eksistensinya agar di pilih dan masyarakat pun dapat menentukan langsung siapa kader parpol yang akan mewakilinya untuk duduk di parlemen. Jika menggunakan sistem proporsional tertutup, maka sangat disayangkan oleh para bakal calon legislatif (bacaleg) yang telah mempersiapkan kampanyenya.

Baca Juga  Pengamat: Efek Jokowi Semakin Berdampak Terhadap Elektabilitas Prabowo-Gibran

“Kalau terbuka maka kita harus berebut partai politik. Kalau tertutup buat apa kampanye?” imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, Rizal Mallarangeng merupakan seorang politisi dan juga salah seorang pengamat politik di Indonesia. Ia pernah berkiprah sebagai salah satu staf khusus Aburizal Bakrie yang saat itu menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada tahun 2004.

 

Penulis: Nyoman Adikusuma
Editor : Lala Lala

banner 325x300