HeadlineNasional

Erwin Aksa: Energi Partai Golkar Tercurah untuk Pileg 2024, Tidak Ada Wacana Munaslub 

2518
×

Erwin Aksa: Energi Partai Golkar Tercurah untuk Pileg 2024, Tidak Ada Wacana Munaslub 

Share this article
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bidang Penggalangan Strategis Erwin Aksa. (Foto G24NEWS)
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bidang Penggalangan Strategis Erwin Aksa. (Foto G24NEWS)

G24NEWS.TV, JAKARTA – Erwin Aksa, Wakil Ketua Umum Partai Golkar menegaskan partainya saat ini fokus mencurahkan energi untuk menghadapi Pemilihan Umum Legislatif (Pilpeg) 2024 alih-alih mengurusi Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang sudah jelas mekanismenya.

Erwin Aksa, menanggapi pernyataan Menteri Investasi Kepala BKPM Bahlil Lahadalia soal peluang Partai Golkar menggelar Munaslub dan kesediaannya menjadi calon ketua umum partai berlambang pohon beringin itu.

“Golkar konsentrasi, pikirkan pileg. KPI (key performance index) atau kesuksesan sebuah partai bisa menang itu dalam pileg. Kita konsen mendapatkan kursi berbagai dapil. Tidak ada konteks munaslub. Saya kira Bahlil mengerti soal organisasi,” ujar Erwin Aksa, dikutip dari Detikcom. 

Menurut Erwin Aksa, dalam mekanisme organisasi, Partai Golkar akan menggelar Munas pada 2025. Karena itu, dia menilai Bahlil terlalu dini berbicara tentang pergantian kursi ketua umum saat ini. 

“Jadi konsen Golkar pileg, kalau Bahlil bicara pilpres tunggu momentumnya, yaitu 2025,” tegasnya.

Erwin Aksa tidak begitu saja memercayai pernyataan Bahlil yang menyebut bahwa hasil survei Partai Golkar terus menurun. Menurut dia sebaliknya, performa Partai Golkar semakin menjanjikan jelang Pemilu. 

“Bahlil pakai survei mana? Di survei persepsi Golkar nomor 3. Cara pikir Bahlil baca survei harus dipertanyakan,” ujar dia. 

Menurut Erwin Aksa, sebagai anggota, Bahlil saat ini lebih baik membantu para kader dan fungsionaris Partai Golkar berjuang di lapangan untuk mendapatkan tambahan kursi legislatif di semua tingkatan.  

Baca Juga  Pesan Erwin Aksa: Airlangga Hartarto Tetap Capres Partai Golkar, Rangkul Kaum Muda

“Saran saya Bahlil sebagai kader Golkar turun ke lapangan bagaimana dapat tambahan kursi legislatif, bukan persoalan diri jadi calon ketum, itu nanti 2025,” imbuhnya.

Sebelumnya dalam pertemuan dengan para pimpinan redaksi media massa di Indonesia, Bahlil yang mengaku sebagai kader Partai Golkar dan pernah menjabat sebagai pengurus DPD Papua menuturkan bahwa partai memerlukan uluran tangan kader handal.   

Sebagai kader, Bahlil merasa memenuhi syarat untuk maju dalam perebutan calon ketua umum Partai Golkar. Bahlil merasa ada yang tidak beres dalam tubuh partai, salah satunya Ketua Umum Airlangga Hartarto tidak turun ke lapangan.

Pergantian ketum Partai Golkar melalui jalur Munaslub, menurut Bahlil sangat terbuka mengingat kegentingan dan kepentingan organisasi. 

Perbesar Dukungan 

Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono mengatakan jika Bahlil terpanggil untuk mengulurkan tangan pada partai, maka dirinya bisa saja berusaha meningkatkan elektabilitas dengan memperkuat jaringan partai ke wilayah-wilayah basis, bukan malah menyerukan adanya Munaslub. 

“Saya berharap yang bersangkutan dapat juga turut serta menggapai kemenangan Golkar dengan aktif memperkuat jajaran partai langsung dengan jaringan akar rumput para pemilih,” kata Dave. 

Baca Juga  Gandung Pardiman: Apapun Koalisi Partai Golkar, Airlangga Hartarto Harus Jadi Capres atau Cawapres 

Saat ini Partai Golkar sedang konsentrasi memenangkan pemilihan legislatif dengan menyiapkan para kader-kadernya sebagai fungsionaris untuk menjadi bacaleg. Mereka saat ini sedang bekerja keras memenangkan hati rakyat. 

“Seluruh elemen dan para eksponen telah diberikan instruksi agar segera bekerja untuk meraih dukungan dari para konstituen,” 

Ketua DPD Partai Golkar Kalimantan Barat Maman Abdurrahman mengatakan hingga saat ini tidak ada alasan untuk menggelar Munaslub dan menggantikan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum.

“DPD I dan DPP Partai Golkar saat ini sedang solid-solidnya menghadapi Pileg dan Pilpres,” ujar dia.

Syarat Munaslub menurut dia cukup berat, yaitu rencana itu disetujui oleh dua pertiga DPD I. Selain itu, Munaslub juga hanya bisa dilakukan jika ada hal mendesak dan mengharuskan Airlangga Hartarto mundur. 

“Ini yang mendesak apa?” ujar dia. 

Soal survei Partai Golkar yang disebut Bahlil menurun, menurut dia harus dipahami secara lebih lengkap.

Kondisi ini menurut dia juga sudah terjadi pada periode terdahulu, yang menempatkan hasil survei Partai Golkar pada angka 7-9 persen, namun nyatanya setelah pelaksanaan Pileg, perolehan suara Partai Golkar selalu lebih tinggi bahkan mencapai belasan persen. 

“Setiap hasil pileg, Partai Golkar selalu di atas survei. Ini data,” ujar dia. 

banner 325x300