G24NEWS.TV, BOGOR– Ramadhan menjadi waktu yang dinanti oleh umat muslim, suka cita menyambut bulan suci ini diwujudkan dalam berbagai perayaan atau tradisi jelang ibadah puasa, termasuk cucurak di Bogor, Jawa Barat.
Cucurak di Bogor ini sudah dilakukan turun temurun dan terus dipertahankan hingga saat ini.
Cucurak atau curak-curak adalah bahasa sunda yang berarti senang-senang atau bersenang-senang. Cucurak ini adalah makan siang terakhir sebelum Ramadhan.
Dalam tradisinya, cucurak dilakukan dengan cara berkumpul bersama kawan maupun keluarga.
Hal yang membuat tradisi cucurak menarik adalah adanya hidangan makanan sederhana seperti nasi liwet, tahu, tempe, ikan asin, serta lalapan dan sambal yang disajikan di atas daun pisang.
Hidangan itu kemudian dinikmati bersama-sama secara lesehan.
Isi hidangan disajikan memanjang dengan daun pisang, diantaranya adalah nasi liwet, tahu goreng, tempe goreng, ayam goreng, dan sambal sebagai pelengkap.
Dalam masyarakat Sunda, cucurak bukan hanya sekadar kegiatan makan-makan dan berkumpul bersama.
Tradisi ini dimaknai sebagai bentuk silaturahmi dan juga mengajarkan cara saling berbagi dan bersyukur atas rezeki yang ada.
Tradisi Cucurak berisi acara makan bersama dengan jumlah santapan dalam jumlah yang banyak. Makan-makan dalam porsi besar kerap disebut mukbang karena dipopulerkan oleh banyak Food Vlogger di Youtube.
Berikut sisi positif cucurak
Menunjukkan Rasa Syukur
Cucurak adalah moment syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Syukur juga karena akan dipertemukan kembali dengan Ramadhan, bulan suci yang dinanti umat muslim. Karena itulah dengan acara cucurak itu kita menyampaikan rasa syukur.
Menjalin Kekompakan
Cucurak ini juga bisa meningkatkan kekompakan, termasuk membangun tim kerja di kantor. Setelah bekerja mempersiapkan cucurak, ada keterikatan pada anggota tim.
Menjalin Silaturahmi
Cucurak ini jadi ajang silaturahmi, karena biasanya menjadi moment berkumpul keluarga, teman atau sesama kolega bisnis.