G24NEWS.TV, JAKARTA — Pemilu 2024 diyakini akan membawa dampak positif bagi perekonomian nasional, berupa peningkatan daya beli keluarga yang akan berkontribusi sekitar 0,6 – 1,3 persen pada pendapatan domestik bruto (PDB) 2024, ujar Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Menurut dia, Pemilu yang berjalan dengan aman dan lancar juga akan meningkatkan kepercayaan investor karena membuktikan kedewasaan Bangsa Indonesia dalam berdemokrasi.
“Pemilu 2024 kontribusinya adalah 0,6 hingga 1,3% terhadap PDB. Tentu kami berharap bahwa tahapan pemilu yang aman dan lancar dapat meningkatkan kepercayaan terhadap investor-investor,” ujar Airlangga Hartarto dalam sebuah pernyataan pers.
“ Pemilu yang aman dan lancar membuktikan stabilitas politik yang terjaga dengan baik dan berbagai faktor yang dapat menjadi kunci untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” lanjut dia.
Airlangga Hartarto mengatakan saat penyelenggaraan Pemilu 2024 mendatang, Indonesia optimistis pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,4 persen. Lebih tinggi dibanding proyeksi tahun ini yang mencapai 5,3 persen.
Selain kegiatan besar-besaran Pemilu 2024, pemerintah juga memastikan semua bantuan sosial (bansos) yang pernah diberikan akan diteruskan. Tahun ini, pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp476 triliun untuk dana perlindungan sosial atau yang lebih populer dengan sebutan bansos.
Paling baru adalah bansos beras dan daging ayam serta telur. Pemerintah akan membagikan beras masing-masing sebanyak 10 liter pada 21,6 juta penduduk yang berhak. Demikian juga daging ayam dan telur yang akan juga dalam tiga bulan kedepan.
Konsumsi Rumah Tangga Bakal Naik
Sebelumnya ekonom senior Aviliani juga mengungkapkan bahwa Tahun politik jelang Pemilu 2024 akan memicu konsumsi rumah tangga yang pada gilirannya berkontribusi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, ujar ekonomi senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani.
Menurut dia, pada tahun politik belanja banyak dilakukan oleh partai, sehingga paling tidak ada peningkatan konsumsi dari partai politik maupun calon-calon anggota legislatif baik di tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional.
“Peningkatan konsumsi ditopang oleh pembiayaan yang dikeluarkan oleh para partai politik dan calon-calon pemimpin rakyat yang mengikuti Pemilihan Umum 2024,” ujar dia dikutip dari Antaranews, Kamis (2/3).
Kenaikan konsumsi sektor politik menurut dia akan mulai terasa pada 2023 ini. Karena jelang Pemilu 2024 partai politik dan para kandidat pemimpin melakukan berbagai persiapan menghadapi hari pemungutan suara, termasuk kampanye.
Menurut Aviliani dalam dua kali periode pemilu terakhir, pertumbuhan ekonomi nasional dalam kondisi baik, yakni 5,01 persen pada 2014 dan 5,02 persen pada 2019. “Masyarakat kita itu cenderung sudah jauh lebih dewasa karena pemilu itu dianggap sesuatu yang biasa,” ujarnya.
