Karya dan Gagasan

Prabowo-Gibran Akan Sehatkan BPJS Kesehatan Lewat Cukai Tembakau

60
×

Prabowo-Gibran Akan Sehatkan BPJS Kesehatan Lewat Cukai Tembakau

Share this article
Capres dan cawapres terpilih 2024-2029 Prabowo-Gibran. Foto: FB Prabowo Subianto
Capres dan cawapres terpilih 2024-2029 Prabowo-Gibran. Foto: FB Prabowo Subianto

G24NEWS.TV, JAKARTA – Anggota Dewan Pakar TKN, Bima Arya Sugiarto mengatakan Prabowo-Gibran akan berusaha menyehatkan BPJS Kesehatan. Menurutnya penyehatan BPJS Kesehatan memiliki peran penting dalam peningkatan akses pelayanan kesehatan di Indonesia.

“BPJS Kesehatan juga perlu disehatkan agar tidak merugi. Caranya adalah meningkatkan cukai dari tembakau. Ini harus lebih maksimal supaya bisa digelontorkan untuk membiayai BPJS Kesehatan,” kata Bima Arya, dikutip dari Detikcom, Senin (5/2).

Bima Arya juga menyebut cara lain menyehatkan BPJS Kesehatan. Menurutnya, bisa dilakukan dengan cost-sharing dengan pihak-pihak yang berkolaborasi ataupun dengan memformat ulang Perppu BPJS Kesehatan. Ia mengatakan BPJS Kesehatan sendiri telah menjadi satu dari 17 program prioritas Prabowo-Gibran.

“Cara lain untuk menyehatkan BPJS Kesehatan bisa juga dilakukan sharing cost-sharing dengan pihak-pihak yang berkolaborasi serta juga untuk memformat ulang Perppu BPJS dalam konteks kesehatan,” ujar Bima.

Baca Juga  Diaspora dan Purnadiaspora Indonesia Dukung Prabowo-Gibran

Masalah Kesehatan Indonesia

Diketahui sebelumnya, calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto memaparkan salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Prabowo menilai Indonesia kekurangan ratusan ribu dokter.

“Jadi saya lebih ke arah solutif langsung dan cepat. Masalah kesehatan di Indonesia adalah kurangnya dokter, kita kurang 140 ribu dokter,” kata Prabowo dalam debat capres di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (4/2).

Prabowo juga bicara mengenai kesenjangan fasilitas kesehatan di Indonesia. Dia mengatakan banyak daerah di Indonesia yang masih kekurangan dokter spesialis, khususnya untuk penyakit jantung dan stroke.

Prabowo mengatakan selain memperbaiki jumlah dokter dan fasilitas kesehatan, pihaknya juga akan fokus memperbaiki gizi masyarakat. Dia berjanji lewat program makan siang gratis bisa memperbaiki kualitas gizi rakyat Indonesia.

Kurang Dokter, Benarkah?

Menurut Dosen Hukum Ketenagakerjaan Fakultas Hukum  Universitas Gadjah Mada, Nabiyla Risfa Izzati berdasarkan standar WHO, jumlah ideal dokter adalah 1:1.000 penduduk.

Baca Juga  Coca-Cola: Dari Obat Dokter Sampai Minuman Manis yang Segar

“Karena jumlah penduduk Indonesia sekitar 278 juta jiwa, maka kebutuhan dokter di Indonesia mencapai 278.000. Sementara berdasarkan data dari Kemenkes dokter eksisting berjumlah sekitar 140.000 jiwa (per 2023). Ini artinya ada kekurangan jumlah dokter sekitar 138.000 orang,” kata dia seperti dikutip Antaranews.com.

Menurut Dosen Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Dina Listiorini, yang harus lebih diperhatikan bukan hanya jumlah dokter tapi juga pemerataan. Masih banyak dokter yang terpusat di Jawa dan masih kurang di daerah Indonesia timur.

Hal ini berdampak pada perkembangagn industi kesehatan dan berdampak pada produksi obat. Contohnya di Indonesia Timur, di Papua ada persoalan terkait kelangkaan dokter dan obat sehingga pasien meninggal.

 

Editor: Lala Lala/Junita Sianturi

banner 325x300