G24NEWS.TV, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa menyatakan saat ini Partai Golkar dalam kondisi solid, baik struktur partai maupun organisasi sayap, ricuh saat diskusi yang digelar oleh Generasi Muda Partai Golkar di Senayan, Rabu (26/7) adalah operasi untuk menggoyang partainya sebagai parpol besar.
Menurut Erwin, ada pihak-pihak yang sengaja menciptakan kericuhan dalam diskusi tersebut dan memanfaatkannya untuk kepentingan mereka sendiri.
Erwin Aksa menegaskan Partai Golkar menjunjung tinggi demokrasi, terbuka pada masukan, koreksi termasuk kritik yang dilakukan oleh kader sendiri. Partai Golkar menurutnya tidak akan pernah membungkam kritik, apalagi berasal dari kader sendiri.
“Anggota Partai Golkar bebas melakukan koreksi, memberikan masukan, termasuk kritik,” tegas Erwin.
Selain itu kondisi partai juga solid, tidak ada pertikaian internal baik di tingkat DPP, DPD hingga organisasi sayap.
Erwin Aksa menegaskan pentingnya para kader Golkar untuk fokus pada agenda penting, yaitu menang dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2024. Alih-alih perang opini atas kondisi partai, para kader seharus lebih sering turun ke lapangan dan memenangkan hati rakyat.
Saat ini menurut Erwin, masyarakat membutuhkan solusi-solusi seperti harga sembako yang naik, hingga lapangan pekerjaan, bukan malah mendapat tontonan konflik partai.
“Turun ke lapangan, bukan membangun opini. Itu yang mendengarkan hanya segelintir elit,” ujar dia.
Kritik Bahlil Lahadalia
Erwin mengkritik Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia yang menyebut Partai Golkar berada dalam kondisi “lampu kuning” karena elektabilitas yang terus merosot. Menurut Erwin, Bahlil seharusnya lebih banyak berkontribusi pada partai, dengan lebih banyak turun ke lapangan.
“Apalagi seperti Bahlil, Bahlil kalau dengan kekuatannya sebagai menteri, ya turun ke lapangan,” ungkap Erwin.
Wacana Munaslub juga muncul dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan.
Namun menurut Erwin, sejauh Partai Golkar masih solid mendukung Airlangga Hartarto sebagai ketua umum. Munaslub sendiri kata ada mempunyai mekanisme yaitu diusulkan oleh pemilik suara yaitu DPD I.
Karena itu, dia mempertanyakan apakah para pengusul Munaslub juga pemegang hak suara? Jika wacana Munaslub bukan dari pemegang suara, maka hal itu tidak akan mengganggu soliditas internal partai.
Erwin menanyakan apakah pihak yang mengusulkan Munaslub Golkar punya hak suara atau bukan.
“Kalau Pak Luhut mau bikin Partai Golkar jadi besar, ya bantu caleg dari daerahnya misalnya Sumatera Utara. Karena saat ini kita sedang konsentrasi pemenangan caleg bukan Munaslub,” ujar dia