HeadlineInternasional

China Longgarkan Kebijakan Zero Covid-19, Warga Bisa Bepergian Tanpa Tes

243
×

China Longgarkan Kebijakan Zero Covid-19, Warga Bisa Bepergian Tanpa Tes

Share this article
kota terlarang china
kota-terlarang-china

G24NEWS.TV – Pemerintah China pada Rabu (7/12) mengumumkan pelonggaran aturan lockdown untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang tidak hanya melumpuhkan aktivitas negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu, namun juga memicu protes yang keras dan berkepanjangan.

Pelonggaran aturan itu mengizinkan masyarakat pergi ke supermarket, bermain ke taman, bekerja kantor, datang ke bandara tanpa tes COVID, lapor Reuters.

“Sudah saatnya hidup kita kembali normal, dan China kembali ke dunia,” tulis seorang pengguna Weibo.

Menghidupkan Kembali Ekonomi China

Analis juga menyambut baik pelonggaran kebijakan tersebut dan menyebutnya bisa menghidupkan kembali ekonomi dan mata uang China yang melemah serta bisa mendorong pertumbuhan global.

“Perubahan kebijakan ini merupakan langkah maju yang besar,” kata Zhiwei Zhang, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management.

“Saya berharap China akan sepenuhnya membuka kembali perbatasannya paling lambat pertengahan 2023.”

Pelonggaran ini diambil setelah Presiden Xi Jinping memimpin sebuah rapat Politbiro Partai Komunis China.

Protes Mereda

Kebijakan nol Covid-19 ini memicu protes keras di seluruh kota-kota di China keras akhir bulan lalu, yang merupakan ekspresi ketidakpuasan publik terbesar sejak Presiden Xi berkuasa pada 2012.

Baca Juga  Airlangga Tekankan Fasilitasi UMKM dan Penyediaan Lapangan Kerja

Protes itu mereda dalam beberapa hari terakhir setelah pemerintah daerah melonggarkan aturan lockdown sesuai dengan tuntutan demonstrasi.

Banyak langkah yang diambil oleh masing-masing kota atau daerah tercermin dalam daftar perubahan kebijakan yang dikeluarkan oleh Otoritas Kesehatan Nasional pada Rabu.

Kebijakan Zero COVID

Kebijakan Zero COVID ini diterapkan pemerintah China untuk menekan angka penderita yang sempat melonjak tinggi pada November.

Berikut kebijakan tersebut:

  • Otoritas lokal wajib menerapkan lockdown meski hanya sejumlah kecil warga yang terkena.
  • Tes COVID massal diadakan di daerah yang warganya terkena COVID.
  • Penderita COVID menjalani isolasi di rumah atau fasilitas pemerintah.
  • Sekolah dan kantor di area lockdown ditutup.
  • Toko-toko ditutup, hanya toko penjual makanan boleh buka.
  • Lockdown berakhir jika sudah tidak ada lagi penderita.

Picu Protes

Puluhan juta masyarakat China menderita akibat kebijakan ketat ini. Beberapa otoritas lokal menerapkan aturan ini berlebihan, misalnya memaksa buruh tidur di dalam pabrik supaya tetap bisa bekerja walau lockdown.

Tindakan ini menyebabkan buruh pabrik pembuat iPhone di Zhengzhou protes keras karena takut dikunci di dalam pabrik.

Baca Juga  YPL 13 Golkar Institute, Airlangga Hartarto: Golkar Harus Berada di Garda Terdepan Pastikan NKRI Dikelola Dengan Baik

Pelonggaran yang Diharapkan Masyarakat

“Beijing mempersiapkan diri untuk hidup kembali,” demikian tajuk utama koran China Daily milik pemerintah. Pihak berwenang melonggarkan aturan pembatasan COVID terberat di dunia serta melunakkan tindakan pencegahan penyebaran virus.

Hal ini dilakukan agar masyarakat merasakan perubahan nyata menuju kehidupan normal setelah tiga tahun berada di bawah ancaman pandemi.

Jumlah protes masyarakat turun ke jalan telah menurun. Ada berita bahwa pemerintah akan mengumumkan 10 langkah pelonggaran baru secepatnya.

Pelonggaran ini berakibat positif pada perekonomian Tiongkok. Para investor optimistis ekonomi akan menguat dan membantu mendorong pertumbuhan global.

Tetap Berhati-hati

Reuters melaporkan, meski pelonggaran dimulai, banyak masyarakat tetap berhati-hati. Hal ini terlihat dari lalu lintas commuter di Beijing dan Chongqing masih di bawah normal.

Ada kekhawatiran pelonggaran ini bisa menaikkan lagi angka COVID. Rasa khawatir ini kebanyakan dirasakan oleh orang tua yang takut tertular, sementara sistem kesehatan di Tiongkok masih rapuh.

Pada Senin (05/12) pemerintah mengumumkan sebanyak 5.253 orang meninggal karena Covid-19.

Angka ini diperkirakan akan meningkat pesat jika tidak hati-hati menjalankan pelonggaran ini.

 

banner 325x300