G24NEWS.TV, JAKARTA — Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta Ahmed Zaki Iskandar mengatakan siapapun gubernurnya, ada beberapa persoalan di Jakarta yang harus segera diatasi, yaitu soal pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, penanganan banjir dan macet.
Menurut Zaki, masyarakat Jakarta juga membutuhkan ruang, lapangan pekerjaan air bersih dan sanitasi yang memadai
View this post on Instagram
“Kebutuhan masyarakat terhadap ruang, untuk hunian maupun ruang terbuka sangat tinggi sekali,” kata Ahmed Zaki dalam sebuah wawancara khusus dengan G24NEWS.TV, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, keberadaan sarana prasarana sanitasi yang memadai sangat diperlukan. Sebab, masyarakat membutuhkan kehidupan dan lingkungan yang bersih dan sehat.
Kehidupan dan lingkungan yang bersih dan sehat itu akan mendorong produktivitas dan kualitas hidup, ujar dia.
Macet, Banjir dan Polusi Udara
Ahmed Zaki yang kini menjadi bupati Tangerang, setiap calon pemimpin di Jakarta dari waktu ke waktu ditantang untuk menemukan solusi yang komprehensif tentang macet, banjir dan polusi udara yang terus melanda ibu kota negara ini.
Menurut Zaki, masalah-masalah ini tidak bisa diselesaikan dengan penanganan yang terpisah, tapi dilakukan dalam sebuah desain besar penanganan masalah perkotaan.
“Jadi harus paralel. Penanganan kemacetan, banjir dan ketersediaan rumah layak huni masyarakat DKI Jakarta,” ujarnya.
Tiga infrastruktur itu, tutupnya, adalah hal penting yang perlu dipikirkan oleh pemimpin DKI Jakarta berikutnya.
Berbekal kemampuannya menjadi Bupati Tangerang dua periode, banyak pihak meyakini kemampuan Ahmed Zaki untuk memimpin Jakarta.
Pengalamannya sebagai Bupati akan mendukungnya menjalankan tugas sebagai Gubernur Jakarta.
Dalam sebuah wawancara dengan media, Ahmed Zaki Iskandar mengatakan atmosfer Jakarta dan Kabupaten Tangerang tidak jauh berbeda.
Sebab, banyak warga Kabupaten Tangerang bekerja di Jakarta, begitupun sebaliknya.
Namun, kata Zaki, menjadi Gubernur di Jakarta tentu memiliki tantangan yang jauh berbeda dengan jabatan saat ini sebagai bupati Tangerang.
“Pasti ada tantangan yang berbeda. Dengan keterbatasan apapun yang terjadi di Kabupaten Tangerang dengan tingkat provinsi sebesar Jakarta, itu pasti beda,” ujar dia.