G24NEWS.TV, JAKARTA — Ada kabar gembira, setelah revitalisasi, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta Timur, makin menarik dan sudah dibuka untuk publik pada Minggu (20/11).
Meski masih terbatas, tapi publik cukup antusias berkunjung ke TMII. Pengunjung merasa penasaran, ingin melihat seperti apa wajah baru objek wisata legendaris Indonesia ini.
BACA JUGA: Jalan Sehat HUT Partai Golkar Ke-58 Pecahkan Rekor MURI
TMII yang dibangun sejak 1972 dan diresmikan pada 1975, belum pernah direnovasi. Baru pada Januari 2022, TMII direvitalisasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di bawah pimpinan Menteri Basuki Hadimuljono.
Wajah baru TMII setelah direvitalisasi bagaimana? Lumayan banyak cakupan PUPR dalam merevitalisasi TMII. Misalnya renovasi museum, penataan lanskap anjungan dan pedestrian, penataan gedung utama, renovasi joglo (Sasono Utomo, Sasono Langen Budoyo, dan Sasono Adiguno), gedung pengelola, area parkir, hingga penataan outer ring (halte).
Termasuk lanskap pulau-pulau di danau Archipelago juga ditata (pedestrian, amphitheater, dan promenade), renovasi Keong Mas, renovasi eks Museum Telkom, renovasi eks Teater Garuda, pembangunan Community Center, Viewing Tower, pedestrian anjungan, serta struktur parkir (elevated).
BACA JUGA: Sedari Usia Muda Mulai Investasi, Masa Tua Tinggal Nikmati Hasilnya
Yang kekinian, para pengunjung bisa melihat lebih banyak ruang terbuka hijau di TMII. Selain itu, dengan tampilan barunya TMII juga sekarang lebih ramah untuk pejalan kaki.
Sementara pulau-pulau di Danau Archipelago, saat memasuki malam akan terang. Ini karena dipasang instalasi lampu sehingga tampak bercahaya dengan indah ketika dilihat dari atas. Di sekeliling danau pun terlihat lebih bersih, rapi dan asri. TMII sekarang memang lebih ramah lingkungan.
Sedangkan wahana yang beragam kini lebih menarik dan menghibur, serta mengedukasi. Wahana-wahana tersebut bisa dinikmati pengunjung selama uji pembukaan terbatas TMII.
BACA JUGA: Di Pengajian Al-Hidayah, Perempuan Muslim Unjuk Gigi
Wahana itu antara lain, Istana Anak-Anak Indonesia, Teater IMAX Keong Mas, Kereta Gantung, Monorel Titihan Samirono, Taman Budaya Tionghoa Indonesia, Taman Among Putro Skyworld, Snowbay Waterpark, dan lain-lain.
TMII dikenal juga memiliki banyak museum yang menambah pengetahuan. Jika pengunjung rindu untuk berkunjung ke museum, di TMII bisa melihat tak kurang dari 19 museum. Seperti Museum Pusaka, Museum Olahraga, Museum Asmat, Museum Serangga, Museum Penerangan, dan lain-lain.
Sebagai andalan wisata keluarga pengunjung juga bisa melihat 33 Anjungan Daerah yang mewakili setiap provinsi di Indonesia. Anjungan tersebut berdiri mengelilingi Danau Archipelago. Tiap anjungan provinsi menampilkan sekurangnya tiga bentuk rumah adat khas daerah.
Selama masa uji coba terbatas Wajah Baru TMII jam operasionalnya yakni
Pintu Masuk
• Senin – Jumat : 06.00 – 16.00 WIB
• Sabtu, Minggu dan Hari Libur Nasional : 05.00 – 16.00 WIB.
Wahana
• Senin – Jumat : 08.00 – 16.00 WIB
• Sabtu, Minggu dan Hari Libur Nasional : 08.00 – 16.00 WIB.
BACA JUGA: Partai Golkar Kerahkan Kekuatan Penuh Bantu Korban Gempa Cianjur
TMII dengan wajah barunya pun harga tiketnya masih terjangkau. Berdasarkan situs resmi TMII, Tiket Pintu Masuk: Rp25.000, Tiket Wahana Dunia Air Tawar dan Dunia Serangga: Rp35.000, Tiket Wahana Taman Burung: Rp30.000, Tiket Wahana Museum Fauna Indonesia Komodo dan Taman Reptilia: Rp25.000
Kini pengunjung bisa membeli secara online melalui tamanmini.com dan pembelian on the spot, pembayarannya juga dilakukan secara non-tunai melalui QRIS atau e-wallet.
Dilansir dari laman resmi TMII, taman ini merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat 33 provinsi Indonesia (pada 1975) yang ditampilkan dalam anjungan daerah berarsitektur tradisional, serta menampilkan aneka busana, tarian dan tradisi daerah.
BACA JUGA: Presiden Jokowi: Jaga Kinerja Ekspor Tahun Depan
Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada 13 Maret 1970.
Melalui miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa Indonesia. Maka dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia “Indonesia Indah”.
