G24NEWS.TV – Seorang polisi tewas akibat serangan bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar Kota Bandung, ujar Kapolda Jawa Barat (Jabar) Inspektur Jenderal Polisi Suntana.
Total korban serangan tersebut adalah 11 orang, terdiri dari 10 orang dari korban adalah polisi dan satu orang sipil yang sedang melintas saat kejadian.
Sementara pelaku peledakan bom bunuh diri dipastikan tewas.
Sempat Acungkan Senjata
“Ada 11 orang menjadi korban, terdiri 10 anggota Polri dan satu warga sipil. Satu orang anggota Polri meninggal dunia atas nama Aiptu Sofyan,” kata Suntana dikutip dari Kompas.
Serangan bom bunuh diri itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB saat anggota Polsek Astanaanyar menggelar apel pagi.
Pelaku memaksa mendekati polisi namun sempat dihalau. Kemudian pelaku mengacungkan pisau dan tiba-tiba terjadi ledakan.
“Polisi akan melaksanakan olah TKP (tempat kejadian perkara) berupa pemeriksaan lokasi, pemeriksaan termasuk sidik jari, untuk memastikan identitas dari pelaku bom bunuh diri,” ujar dia.
Protes KUHP Baru
Pelaku serangan bom bunuh diri membawa sepeda motor berisi kritik terhadap Kitab Undang-undang Pidana (KUHP) yang baru disahkan.
Menurut Suntana pelaku memarkirkan sepeda motor tersebut di depan polsek dengan tertempel sebuah pesan di secarik kertas yang bertuliskan ‘KUHP:HUKUM Syirik/Kafir Perangi Para Penegak Hukum Setan QS. 9:29’
Terdapat juga stiker bertuliskan “Rasul Muhammad” dalam huruf hijaiyah di stang motor.
Lone wolf
Badan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dugaan sementara pelaku serangan bom bunuh diri ini adalah lone wolf, atau orang yang teradikalisasi dan beraksi sendirian.
“Sementara pelakunya lone wolf,” ujar Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar.
BNPT masih terus melakukan pendalaman terhadap jaringan atau kelompok terorisme yang berada dibalik aksi bom bunuh diri itu.
Dari modus modus operandi penyerangan yang dilakukan, polisi menduga aksi bom bunuh diri tersebut berkaitan dengan kelompok jaringan Jemaah Islamiyah (JI) atau Jamaah Ansharut Daulah (JAD).