Nasional

Rekrutmen SDM Ad Hoc dan Masalah Teknis Jadi Tantangan Pemilu 2024

281
×

Rekrutmen SDM Ad Hoc dan Masalah Teknis Jadi Tantangan Pemilu 2024

Share this article
Rekrutmen SDM Ad Hoc dan Masalah Teknis Jadi Tantangan Pemilu 2024
Rekrutmen SDM Ad Hoc dan Masalah Teknis Jadi Tantangan Pemilu 2024

G24NEWS.TV, JAKARTA –  Anggota Bawaslu Herwyn JH Malonda mengatakan masalah rekrutmen SDM ad hoc (sementara) dan kendala teknis masih menjadi tantangan dalam Pemilu dan Pilkada 2024.

Persoalan SDM yang dimaksud Herwyn yakni kesulitan rekrutmen SDM ad hoc yang berpengalaman dalam melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pemungutan dan perhitungan suara.

Terutama, kata dia, perekrutan SDM ad hoc di tingkat TPS.

“Kita memang sudah membentuk kemarin tim ad hoc, tapi kendalanya masih sama. Misalnya, banyak masyarakat berminat mengikuti rekrutmen, tapi belum memiliki pengalaman sebelumnya,” kata dia.

Dia menjelaskan, berdasarkan data yang dimiliki, minat untuk menjadi pengawas ad hoc di tingkat TPS yaitu masyarakat muda yang belum memiliki pengalaman.

Hal itu, ujar dia, Bawaslu harus melakukan bimbingan teknis kepada relawan pengawas dengan waktu terbatas.

Baca Juga  Link Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 50, Login dashboard prakerja.go.id, Sekarang Dapat 3 Juta?

“Apalagi Pemilu 2024, ada keterbatasan waktu rekapitulasi penghituang suara dan pelaksanaan pemungutan suara ulang (PSU) karena pemilu dan pemilihan waktunya berdekatan,” ujarnya.

Selain kendala rekrutmen SDM ad hoc, kendala teknis seperti kesulitan akses jaringan teknologi informasi dan kendala geografis di daerah yang terisolir terutama wilayah Indonesia timur menjadi tantangan Pemilu dan Pilkada 2024.

Sejalan dengan Herwyn, Anggota KPU Mochammad Afifuddin berharap SDM ad hoc penyelenggara pemilu memiliki pengalaman di bidang kepemiluan.

Alasannya, pemilu tidak menyelenggarakan pemungutan suara secara teknis saja, melainkan musyawarah besar rakyat Indonesia.

Tentunya, kata dia, memiliki kompleksitas persoalan yang pelik. “Penyelenggara pemilu ad hoc harus memiliki keterampilan khusus dalam hal kepemiluan,” tegasnya.

Baca Juga  Lantik 8 Pejabat Kemenpora, Dito Ariotedjo Minta Dijalankan Penuh Tanggung Jawab dan Dedikasi

Koordinator Umum KISP Edward Trias Pahlevi menjelaskan maksud dan tujuan diadakan kelas intensif kepemiluan tersebut berangkat dari adanya kesadaran untuk memberikan pendidikan demokrasi kepada masyarakat dalam melakukan  kontrol sistem terhadap jalanannya roda pemerintahan.

Kontrol yang dimaksud, jelas dia adalah ruang masyarakat dalam mengemukakan pemikiran kritis diruang publik sebagai penyeimbang kebijakan pemerintah.

Kritik diperlukan dalam rangka untuk mengawasi kebijakan pemerintah (penguasa) agar tidak keluar dari kesepakatan politik di awal berkuasa.

“Oleh sebab itu melihat landasan persoalan tersebut maka Kelas Intensif Kepemiluan Nasional ini diadakan KISP yang bekerjasama dengan Sekolah Pemilu (SP) dalam upaya penguatan kapasitas masyarakat dalam menjelang momentum pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah 2024,” tuturnya.

Email: DharmaSastronegoro@G24.News
Editor: Lala Lala

banner 325x300