G24NEWS.TV, JAKARTA – Puteri Komarudin mendorong perusahaan serap tenaga kerja lokal di Karawang, hal itu buntut keluhan warga lokal yang mengaku kalah saing oleh pekerja dari luar daerah.
Saat berkeliling ke desa-desa di Karawang, Anggota DPR RI Fraksi Golkar itu menerima keluhan warga yang sulit mendapat pekerjaan karena perusahaan di Karawang banyak menerima pekerja dari daerah lain .
Hal itu, kata Puteri, menimbulkan konflik sosial kedaerahan.
“Lapangan pekerjaan yang diserap oleh pabrik-pabrik di Karawang yang warga asli Karawang hanya 4%. Sisanya dari mana? Dari provinsi lain.” ujar Puteri Komarudin di unggahan instagramnya @puterikomarudin (8/6).
View this post on Instagram
Pekerja lokal di Karawang memiliki beberapa hambatan seperti kemampuan, kompetensi dan pendidikan. Dia pun mendorong peningkatan kompetensi pekerja lokal di Karawang agar mampu bersaing dengan pekerja dari daerah lain.
Anggota DPR RI Fraksi Golkar itu menekankan pentingnya kerja sama untuk menyelesaikan persoalan kompleks tersebut, salah satunya berkomunikasi dengan Bupati Karawang Cellica Nurrachdiana.
“Di satu sisi pemerintah perlu lebih mendorong para pengusaha dan pemilik pabrik untuk menyerap tenaga kerja lokal,” kata Puteri.
Pejabat pemerintah diharapkan berkomunikasi lebih intensif agar pengusaha di daerah tersebut mau menerima hanya penduduk lokal di Karawang. Pekerja lokal juga diminta meningkatkan kemampuan agar dapat bersaing.
“Di sisi lain, lanjutnya, perlu dibarengi kemauan, kerja keras dan kemampuan yang cukup dari para pekerja lokal agar dapat bersaing dengan pekerja dari daerah lain.” tandasnya.
Pengangguran Karawang Demonstrasi Minta Pekerjaan
Sebelumnya, ratusan warga pengangguran di Kabupaten Karawang, Jawa Barat menggelar unjuk rasa Rabu (7/6).
Warga yang tergabung dalam gerakan pengangguran remaja Karawang atau Geprek menuntut menjadi prioritas rekrutmen pabrik-pabrik yang ada di kawasan tersebut.
Mereka meminta kuota paling tidak 500 orang tiap bulan untuk mendapatkan pekerjaan.
Aksi unjuk rasa ini bahkan berujung ricuh saat mereka berusaha menemui Bupati Karawang. Mereka kesal karena aspirasinya tidak ditanggapi ole Pemerintah Kabupaten Karawang.
