G24NEWS.TV, JAKARTA – Meutya Hafid berharap politik identitas bernada kebencian turun di kalangan generasi Gen Z jelang pemilu 2024.
Kematangan emosional masyarakat Indonesia khususnya generasi muda diharapkan mampu meredam berkembangnya politik identitas bernada negatif jelang Pemilu 2024.
Terutama, berkembangnya politik identitas di platform media sosial.
“Semakin matangnya kesadaran politik khususnya di kalangan Gen Z, diharapkan isu politik terkait identitas yang diselimuti oleh provokasi dan kebencian tidak menjadi faktor utama dalam menentukan pilihan pada Pemilu 2024,” ujar Meutya Hafid dalam keterangan tertulis, Rabu (5/7).
Menurut legislator Partai Golkar itu mengatakan, jika politik identitas bernada kebencian terus dimunculkan, maka polarisasi dalam suasana politik Indonesia juga akan terus terjadi.
“Jangan sampai penyelenggaraan pemilu terus menunjukkan polarisasi dan perpecahan di tengah lapisan sosial masyarakat Indonesia,” tuturnya.
Ujaran kebencian adalah tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada individu atau kelompok yang lain dalam hal berbagai aspek seperti ras, warna kulit, etnik, gender, cacat, orientasi seksual, warga negara, agama, dan lain-lain.
Ujaran Kebencian (Hate speech) adalah perkataan, perilaku, tulisan, ataupun pertunjukan yang dilarang karena dapat memicu terjadinya tindakan kekerasan dan sikap prasangka entah dari pihak pelaku Pernyataan tersebut ataupun korban dari tindakan tersebut.
Email: DharmaSastronegoro@G24.News
Editor: Lala Lala