G24NEWS.TV, JAKARTA – Bambang Patijaya, Anggota Komisi VII DPR RI, menilai Bangka Belitung belum siap menghentikan ekspor timah dengan alasan hilirisasi mineral.
Legislator dari Fraksi Partai Golongan Karya Golkar ini mengatakan khusus untuk Bangka Belitung sebanyak 87% ekspor selama ini adalah timah.
Sehingga, jika ekspor disetop maka bahan baku akan menumpuk dan akan menggangu kinerja keuangan perusahaan, pekerja dan masyarakat sekitar tambang.
“Nah, menuju Juni 2023 isunya sedang panas pemerintah akan menyetop ekspor mineral yang belum melakukan hilirisasi,” jelas Bambang Patijaya, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Provinsi Bangka Belitung.
“Ini menjadi titik perdebatan di mana pemerintah menganggap timah belum melakukam hilirisasi,” ujarnya kepada wartawan belum lama ini.
Pada kesempatan yang sama, dia mengatakan pihaknya telah berupaya memperjuangkan agar ekspor timah tidak dihentikan Pemerintah.
Anggota Komisi VII DPR RI: Babel Bisa Bangkrut Jika Setop Ekspor Timah
Dia menilai ekonomi Babel akan bangkrut jika ekspor timah dihentikan secara mendadak, seperti rencana pertengahan tahun ini.
Hilirisasi, ujarnya, memang telah terlihat ada di Babel, seperti adanya smelter yang mengolah timah dari pasir ke timah balok.
Namun, sebagian besar masih mengandalkan ekspor timah ke sejumlah negara tujuan ekspor.
“Tentu apabila ekspor dihentikan 87% akan hilang dari nilai ekspor Babel, mau jadi apa kami,” ujarnya.
Di sisi lain, dia juga mengatakan akibat masih banyaknya timah yang bergantung kepada pasar ekspor, potensi penyelundupan sangat besar.
“Kita harus bisa berfikir lebih besar, jika dihentikan kita sudah siap, menghentikan penyelundupan,” paparnya.
Lebih jauh, BPJ menambahkan untuk mengelola komoditas timah dalam perekonomian, dia menyarankan implementasi tiga pilar.
Pertama, menyediakan lapangan kerja bagi rakyat, sehingga sektor pertambangan ikut mensejahterakan rakyat.
Kedua, bagaimana regulasi ditegakkan dan negara dapat pemasukan.
Ketiga, menjaga konservasi dan pelestarian lingkungan, sehingga sektor pertambangan dapat kembali dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi lain di masa mendatang.
Penulis: Nyomanadikusuma@G24News
Editor: Lala Lala