“Dengan semangat karya dan kekaryaan (Opus Operis), serta semangat developmentalism atau pembangunan yang mengakar, tentunya tantangan masa depan bangsa Indonesia harus disikapi dengan positif, kritis – korektif, dan kreatif.”
G24NEWS.TV, JAKARTA – Lamroy David Masyafri Manurung, kader muda Partai Golkar asal Sumatera Utara yang juga lulusan sekolah pengkaderan Golkar Institute. Pria yang akrab disapa Roy inipun menyampaikan, bahwasanya Pemilu 2024 dalam hitungan bulan kedepan akan terlaksana. Pemilu yang merupakan hajat 5 tahunan ini, janganlah dianggap sekedar agenda rutinitas belaka.
Pemilu 2024 adalah hajatan krusial yang mana akan menentukan hajat hidup orang banyak hingga di lima tahunnya lagi. Apalagi kita harus mengingat, tahun 2024 adalah momentum dalam mengapai cita-cita Indonesia Emas 2045 di usia 100 Tahun kemerdekaan bangsa. Jadi, kita ditahun 2024 mendatang punya waktu 21 tahun lagi dalam menggapai cita-cita emas bangsa Indonesia.
Roy pun menuturkan dalam aspek internal, bagaimana Indonesia Emas 2045 yang di cita-citakan dimana usia produktif menjadi yang mayoritas. Dalam angka total seluruh penduduk Indonesia atau yang biasa disebut sebagai bonus demografi. Roy pun menilai, potensi tersebut justru bisa menjadi bencana demografi apabila tidak dibarengi peningkatan sumber daya manusia secara matang dan merata.
Dengah-tengah ketidakpastian situasi ekonomi dan politik global, adanya kemungkinan endemik penyakit baru di masa depan. Selain itu juga, kesiapan dalam menghadapi tantangan AI (Artificial Intelligence). Ditambah lagi, akhir – akhir ini Pemerintah Indonesia di intervensi oleh IMF (International Monetary Fund) untuk mengkaji ulang kebijakan hilirisasi bahan baku mentah nikel.
Pemilu 2024 adalah Persimpangan Ketiga bagi Indonesia
Berdasarkan ulasan-ulasan tersebut, saya sependapat dengan apa yang disampaikan Bapak Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto sekaligus Menteri Perekonomian – RI.
“Pemilu 2024 adalah persimpangan ketiga bagi Indonesia, tahun penentu apakah Indonesia menjadi negara maju ketika berhasil melewatinya atau tetap menjadi banga kelas menengah apabila gagal melaluinya. Setelah peristiwa G30S/PKI peralihan kekuasaan orde lama ke orde baru sebagai persimpangan pertama, dan masa reformasi sebagai persimpangan kedua.” , kata sambutan Ketua Umum Partai Golkar. Saat acara Silaturahmi DPD Partai Golkar Sumut Bersama Ketua Umum Partai Golkar di Hotel Sapadia, Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Lantas, apakah dalam menghadapi tantangan tersebut timbul rasa pesimistis? Pria yang juga lulusan Teknik Sipil – Universitas Islam Sumatera Utara menyampaikan,
“Selaku kader muda Partai Golkar yang sudah digembleng di Golkar Institute, saya menghadapi tantangan tersebut dengan rasa optimistis. Dengan semangat karya dan kekaryaan (Opus Operis), serta semangat developmentalism atau pembangunan yang mengakar, tentunya tantangan masa depan bangsa Indonesia harus disikapi dengan positif, kritis – korektif, dan kreatif.”
“Tidak lain dan tidak bukan, Partai Golkar adalah jawaban atas kebutuhan kepemimpinan transformasi. Golkar sudah membuktikan, paska berhasilnya kita melewati 2 fase persimpangan jalan bangsa. Bersama dengan anak-anak muda yang berhimpun di Partai Golkar, khususnya yang sudah digembleng di Golkar Institute ada panggilan untuk mengulang kembali kejayaan era emas tersebut.” tutup Lamroy David Masyafri Manurung.
Penulis: Nyoman Adikusuma
Editor: Lala Lala
