Politik

KPU Goes to Campus Digelar di Universitas Diponegoro Semarang

187
×

KPU Goes to Campus Digelar di Universitas Diponegoro Semarang

Share this article
Dalang menggerakkan wayang dalam acara KPU Goes to Campus di Universitas Diponegoro, Semarang, awal pekan ini. Foto: KPU
Dalang menggerakkan wayang dalam acara KPU Goes to Campus di Universitas Diponegoro, Semarang, awal pekan ini. Foto: KPU

G24NEWS.TV, JAKARTA – Komisi Pemilihan Umum menggelar acara KPU Goes to Campus di Universitas Diponegoro, Semarang, awal pekan ini untuk mensosialisasikan dan mengedukasi mahasiswa soal Pemilihan Umum (Pemilu).

KPU Goes to Campud di Undip dimulai dengan pertunjukan wayang kulit Kresna Duta, diiringi tabuhan gamelan berseling dengan harmonisasi keprak dan ketukan cempala yang menjadi latar saat dalang melanggamkan githa,

“Dongeng kuno Mahabarata kang wus tedhak ing tanah Jawa, minangka kaca brenggala, dene urip kudu ngudi sampurnaning budi miyak reridu kang ngreribeti,” jelas KPU dalam keterangannya, Rabu (25/10/2023).

Dongeng kuno Mahabharata yang sudah banyak dikenal di tanah Jawa, sebagai cermin (media refleksi) bahwa hidup harus senantiasa berupaya mencari kesempurnaan budi pekerti, menyingkirkan segala penghalang yang mengganggu.

Lakon Kresna Duta adalah sebuah awal dari kisah perang besar di Kurusetra antara Pandawa dan Korawa, yang terkenal dengan Perang Baratayuda

Baca Juga  Golkar DKI Gelar Pendidikan Politik Kepada Bacaleg DPRD Hadapi Pemilu 2024

Pada kesempatan itu, Dekan FISIP Undip Prof Hardi Warsono mengatakan bahwa penyelenggaraan pemilu memerlukan peran serta masyarakat luas, tidak terkecuali para mahasiswa dan mahasiswi.

Keterlibatan mereka diperlukan, selain untuk meningkatkan kehadiran dan penggunaan hak memilih (voter turout), juga sebagai bagian dari demokrasi.

“Supaya memperoleh informasi sebanyak-banyaknya, setepat-tepatnya, hingga meningkatkan literasi pemilu di kalangan mahasiswa”.

“Tidak lain pula, supaya mahasiswa tidak salah pilih dan tidak salah memilih, dan kepada siapa pilihan dijatuhkan,” ujar Prof Hardi.

Sistem Informasi Berbasis Internet

Penggunaan sistem informasi aplikasi berbasis internet dalam menunjang setiap tahapan pemilu, terangnya, sangat membantu pekerjaan KPU, namun permasalahannya akses jaringan internet yang belum merata.

“Kemudian keakuratan data pemilih, banyaknya jenis surat suara yang menyulitkan pemilih, dan beban kerja KPPS yang tinggi,” urai Akmal.

Baca Juga  Golkar Kota Palembang Siap Daftarkan 50 Nama Bacaleg ke KPU

Dosen STIA LAN, Faza Dhora Nailuffar  menjelaskan partisipasi tidak berakhir usai pemungutan dan penghitungan suara pada 14 Februari 2024. Mahasiswa masih punya berbagai aktivitas untuk menunjukkan partisipasi dalam penyelenggaraan pemilu usai ‘coblosan’.

“Penyelenggaraan pemilu ini biayanya besar teman-teman mahasiswa, makanya ‘nggak milih nggak keren’. Teman-teman bisa menjadi sukarelawan yang ikut mengawasi hasil rekapitulasi. Nanti ada banyak LSM yang akan mengajak menjadi sukarelawan,” katanya.

Menurut Dhora ada tiga variabel besar yang menjadi pekerjaan besar KPU, yakni pertama persiapan, penyelenggaraan, dan ketiga evaluasi. Mahasiswa harus berpartisipasi dalam ketiga proses tersebut. Terakhir Dhora berpesan untuk menggunakan hak pilih tanggal 14 Februari 2024 untuk membangun negeri.

Email: Nyomanadikusuma@G24 News

Editor: Lala Lala

banner 325x300