G24NEWS.TV, JAKARTA — Kisah anak petani asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), berhasil diterima di kampus impiannya yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Putri, anak dari Kiswanto (53) dan Hadiatullah (50) dinyatakan lolos di UGM dengan Uang Kuliah Tunggal (UKT) Pendidikan Unggul bersubsidi 100% (UKT 0). Putri diterima di Program Studi Higiene Gigi Fakultas Kedokteran Gigi UGM.
Tak heran jika Putri berhasil diterima di kampus favorit UGM sebab ia memang terkenal pandai dan giat sejak duduk di bangku sekolah.
Putri aktif mengikuti kegiatan di sekolah mulai dari kegiatan OSIS, Pramuka, Pasukan Baris Berbaris. Di bidang akademik, Putri langganan juara satu di kelas.
“Selama di SMA selalu juara satu. Kalau ada PR saya serahkan paling duluan,” ungkapnya.
Putri bersyukur dapat diterima di Universitas Gadjah Mada yang merupakan kampus impiannya sejak dulu. Ia mengaku giat belajar di rumah dan tak segan membawa buku atau belajar menggunakan internet di ponselnya sata diminta ibunya menggembala kambing.
“Sejak dulu sudah pengin kuliah di UGM. Kampus terfavorit dan peminatnya banyak. Siapa juga yang tidak mau kuliah di kampus terbaik di Indonesia,” katanya.
Tak Lepas dari Dukungan Orang Tua
Keberhasilan Putri lolos kuliah gratis di UGM tak lepas dari peran kedua orangtuanya, Kiswanto dan Hadiatullah.
Keduanya merupakan petani di Desa Tambaksari, Poto Tano, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Sehari-hari Kiswanto dan Hadiatullah berkegiatan di sawah seperti bertani jagung, menggembala kambing, dan menjadi pegawai tidak tetap di kantor Dinas Pertanian Sumbawa Barat. Penghasilan keduanya tidak menentu namun tetap disyukuri.
“Kalau dibilang cukup atau tidak cukup, manusia itu merasa tidak pernah cukup. Tapi jika bicara sisi agama kita harus pandai mensyukurinya saja,” ungkap Kiswanto.
Sebagai orang tua, Kiswanto dan Hadia selalu memotivasi ketiga putrinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Putri menuturkan, kedua orang tuanya sempat khawatir saat ia berniat mendaftar kuliah di UGM lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
“Sempat sedikit ragu takut nggak lolos beasiswa (KIP), takutnya Bapak nggak bisa biayain karena ada kakak saya yang masih kuliah. Bapak pesan kalau tidak lolos di negeri (PTN) tidak bisa lanjut kuliah dulu. Saya tetap berani daftar lewat jalur SNBP. Saya rajin salat dan berdoa agar bisa lolos,” ungkapnya.
Momen Haru Pengumuman dan Harapan Mengabdikan Diri
Putri pun mengenang momen haru saat menanti kabar pengumuman lolos masuk UGM lewat ponselnya di kamar.
Saat momen itu tiba, Putri berdiam diri di kamar sambil menangis haru dan ibu mendatanginya lalu bertanya.
“Kenapa nangis?” tanya ibu kepada Putri.
Putri pun memberitahu ibu bahwa dirinya lolos masuk UGM dan ibu ikut menangis. Tidak lama, Bapak pulang sehabis menggembala kambing dan Putri menyampaikan berita dirinya lolos masuk UGM.
“Bapak aku lolos masuk UGM,” kata Putri sambil memeluk Bapak di teras rumah.
Bapak pun mengucap syukur atas keberhasilan sang anak yang lolos masuk UGM.
Putri pun berharap setelah selesai kuliah, dirinya berkeinginan mengabdikan diri di tanah kelahirannya sebagai tenaga medis perawatan gigi.
“Mau kerja di rumah sakit. Mengabdi di daerah sendiri nantinya,” harapnya.