Ekonomi

Kadin Indonesia dan Australia Sepakati Rencana Aksi Pengolahan Nikel

367
×

Kadin Indonesia dan Australia Sepakati Rencana Aksi Pengolahan Nikel

Share this article
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyaksikan penandatanganan Rencana Aksi untuk implementasi MoU antara Pemerintah Negara Bagian Western Australia and Kamar Dagang dan Industri Indonesia, di Sydney, Australia, Selasa (4/7/2023). Foto: Kemenko Perekonomian
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyaksikan penandatanganan Rencana Aksi untuk implementasi MoU antara Pemerintah Negara Bagian Western Australia and Kamar Dagang dan Industri Indonesia, di Sydney, Australia, Selasa (4/7/2023). Foto: Kemenko Perekonomian

G24NEWS.TV, JAKARTAKadin Indonesia dan Pemerintah Negara Bagian Western Australia menyepakati rencana aksi kerja sama bisnis mineral periode 2023-2025.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyaksikan penandatanganan Rencana Aksi untuk implementasi Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Negara Bagian Western Australia dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia .

Penandatanganan digelar pada hari ini, Selasa (4/7/2023) Juli 2023 di Sydney, Australia.

Penandatanganan Rencana Aksi dilakukan oleh Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid, dan Premier of Western Australia, Hon Roger Cook MLA.

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara dan kegiatan kunjungan Presiden Indonesia ke Australia untuk pertemuan tahunan dengan PM Australia,

Rencana Aksi ini untuk mendetailkan implementasi dari MoU yang telah ditandatangani pada tanggal 21 Februari 2023 di Perth, oleh Ketua KADIN Arsjad Rasjid dan Deputy Premier Hon Roger Cook MLA.

Baca Juga  IKN Bentuk Keberpihakan Negara pada Kalimantan

“Rencana Aksi merupakan tindak lanjut dari komitmen yang dibuat pada B20/G20 November 2022 lalu,” papar Ketua Indonesia-Australia Business Council (IABC) George Marantika, seperti dilansir di laman resmi Kemenko Perekonomian, Selasa (4/7/2023).

Kerja Sama Bisnis Mineral

Rencana Aksi tersebut berkaitan dengan kerja sama critical minerals untuk periode 2023-2025.

Kolaborasi tersebut didukung dalam semangat economic powerhouse yang diusung Indonesia-Australia Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) tepat pada saat tiga tahun implementasinya sejak berlaku tanggal 5 Juli 2023.

Kerja sama yang menjadi fokus dalam Rencana Aksi ini mencakup pilar Rantai Pasok, Environmental, Social and Governance (ESG), dan Pengembangan Tenaga Kerja Terampil.

Kerja sama tersebut membidik pencapaian industri baterai dan mineral penting yang memberi nilai tambah, tangguh, dan berkelanjutan di kedua negara.

Baca Juga  Airlangga Hartarto Hadiri Undangan Buka Puasa DPP Nasdem

“Kemitraan antara Indonesia dan Western Australia dapat membuka peluang besar di sektor mineral penting (critical minerals)”.

“Mengingat Australia Barat memiliki cadangan mineral yang melimpah untuk menghasilkan baterai electric vehickle (EV)”.

“Australia akan menjadi pemasok Lithium dan Indonesia akan menjadi pemasok Nikel”.

“Di mana keduanya merupakan komponen utama dalam produksi EV,” ujar Dubes RI Canberra Siswo Pramono.

Kedua negara dapat berkontribusi lebih besar pada ‘global value chains’ untuk memasok kebutuhan baterai dan mineral penting global.

Indonesia diproyeksikan menjadi manufacturing powerhouse (pusat pengolahan) dengan potensi cadangan nikel dan tenaga kerja Indonesia yang berlimpah.

Email: Nyomanadikusuma@G24 News

Editor: Lala Lala

 

banner 325x300