HeadlineNasional

Beredar Pengakuan Keluarga Korban Kebakaran Depo Plumpang, Diminta Tak Gugat Pertamina

296
×

Beredar Pengakuan Keluarga Korban Kebakaran Depo Plumpang, Diminta Tak Gugat Pertamina

Share this article
Depo Pertamina Plumpang meledak kebakaran
Depo Pertamina Plumpang meledak kebakaran (twitter @convomf)

G24NEWS.TV, JAKARTA – Korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang mengaku mendapat intimidasi oleh orang-orang tertentu yang mengaku mendapat titipan dari PT Pertamina, agar tidak menuntut perusahaan tersebut atas musibah yang mereka alami. 

Salah satu keluarga korban meninggal dunia yang bernama Sumiati (71) yaitu Acep Hidayat (53) mengaku mendapat perlakuan intimidatif saat mengambil jenazah almarhumah Sumiati di Rumah Sakit Polri Kramat Jati. 

Saat itu ada seorang pria yang tiba-tiba menyodorkan sepucuk surat pernyataan tidak boleh menuntut perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu, dengan imbalan diberi uang senilai Rp10 juta untuk tiap jenazah.

“Saya tolak uang tersebut. Saya bilang bagaimana kalau dibalik? Saya bunuh kamu, lalu saya kasih Rp10 juta ke istrimu, mau? Kami tidak mau diperlakukan semena-mena,” kata Acep, kepada wartawan di Jakarta Utara, Rabu seperti dikutip dari Antaranews.

Sebagai korban, Acep sakit hati dengan perlakuan itu. Saat itu dia hanya ingin mengambil empat jenazah anggota keluarganya yang sudah selesai diidentifikasi, bukan untuk meminta belas kasihan dari siapapun.

Pengungsi kebakaran Depo Plumpang
Pengungsi kebakaran Depo Plumpang. (Foto Baznas)

 

Untuk diketahui, empat dari 15 korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang adalah kerabat dari Acep. Mereka adalah Sumiati (mertua), Trish Rhea A (anak nomor tiga), Raffasya Zajid Attallah (keponakan), M Suheri Irawan (adik ipar).

Baca Juga  Kepemimpinan Airlangga Hartarto di Mata Anak Muda

Acep bercerita, saat mengurus pengambilan jenazah kerabatnya itu, tiba-tiba ada pria yang mendekati dan memberikan formulir. Isi formulir tersebut seperti pernyataan dari keluarga korban untuk tidak menuntut Pertamina atas kebakaran Depo Plumpang. Pria tersebut meminta surat itu ditandatangani Acep selaku kerabat korban, tapi dia menolak. 

Acep tidak melihat pada kertas surat tersebut ada logo PT Pertamina. Bagian lain dari surat itu adalah kolom untuk nama dan lain-lain serta kata-kata yang kira-kira “bersedia untuk tidak menuntut Pertamina”.  Asep juga ingin Pertamina merespons kejadian ini, dengan itikad yang baik agar bisa menemukan solusi bersama.

Merasa Dijebak Berikan Pernyataan

Pengakuan lain datang dari Maimunah (31), kerabat korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang tinggal di Kawasan Tanah Merah, Koja, Jakarta Utara.   Mereka mengaku setelah pemeriksaan jenazah adiknya bernama Hadi selesai, mereka didatangi pria untuk meminta pernyataan. 

Saat itu, pria tersebut memberikan dokumen untuk ditandatangani, agar jenazah adiknya bisa diambil dari Rumah Sakit Polri Kramatjati. Maemunah merasa dijebak, karena baru tahu isi dokumen tersebut adalah pernyataan tidak akan menggugat Pertamina terkait insiden kebakaran Depo Plumpang, dari berita. Maimunah juga tidak dapat mengecek ulang karena tidak menerima salinan suratnya. 

Baca Juga  Kebakaran Depo Plumpang: Ribuan Warga Mengungsi, Ini Daftar Kebutuhannya

Pengakuan senada datang dari Irianto, anak korban meninggal kebakaran Depo Plumpang bernama Iriana. Dia juga menerima dokumen berisi pernyataan saat menunggu proses penyerahan jenazah sang ibu di RS Polri Kramatjati.

Surat itu ditandatangani salah satu adiknya Sulistiawati karena tidak tahu. Dikiranya itu semacam surat pengeluaran jenazah, ternyata ada uang Rp10 juta yang diberikan ke adik kandungnya di RS Polri Kramatjati​​​​​​ setelah penandatanganan surat tersebut.

Ketua PMI Jusuf Kalla meninjau korban kebakaran Plumpang
Ketua PMI Jusuf Kalla meninjau korban kebakaran Plumpang

Menurut Iriyanto, pihak Pertamina kurang tepat memberikan surat tersebut dan langsung meminta sang adik menandatanganinya dalam kondisi sedang kalut diselimuti duka.

Iriyanto mengaku sudah melapor ke polisi atas kasus ini dan berharap ke depannya oknum tersebut bisa dipertemukan dengan keluarga korban dan menjelaskan perbuatannya.

Pertamina akan Cek Kejadian Tersebut   

Eksekutif General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Deny Djukardi mengatakan pihaknya akan mengecek pengakuan para keluarga korban tersebut. Saat ini pihaknya masih mendata masing-masing korban maupun ahli warisnya.  “Akan kita konfirmasi lagi soal itu,” ujar dia pada wartawan. 

Menurut dia, Pertamina berkomitmen menanggung beban biaya perawatan korban kebakaran hingga pulih di rumah sakit. Korban meninggal dunia juga mendapatkan biaya pemakaman dan dana kerahiman.

 

banner 325x300