Ekonomi

Potret Kemiskinan di Dusun Megeloo NTT, Seorang Ibu dan 4 Anak Tinggal di Gubuk Reyot

198
×

Potret Kemiskinan di Dusun Megeloo NTT, Seorang Ibu dan 4 Anak Tinggal di Gubuk Reyot

Share this article
Gubuk yang ditinggali Anastasi Sao, berusia 34 tahun bersama empat anaknya di Dusun Megeloo, Desa Reroroja, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto: Ist
Gubuk yang ditinggali Anastasi Sao, berusia 34 tahun bersama empat anaknya di Dusun Megeloo, Desa Reroroja, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto: Ist

G24NEWS.TV, JAKARTA – Potret kemiskinan masih terjadi di pedesaan, padahal dana desa sudah dikucurkan ke setiap desa di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Kabar miris dari Dusun Megeloo, Desa Reroroja, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi viral di media sosial sejak pekan lalu.

Di tengah peningkatan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia dan di tengah rencana kenaikan kesejahteran dan gaji pegawai Pemerintah dan anggota legislatif, termasuk Dinas Sosial, masih ada rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis  kemiskinan.

Anastasi Sao, wanita berusia 34 tahun sejak awal tahun ini ternyata ditemukan tinggal bersama empat anaknya di sebuah gubuk reyot di Dusun Megeloo, Desa Reroroja, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dia tinggal di gubuk berukuran 2×2 meter itu sangat tidak layak huni, berdindingkan dan beratap rumbia. Lantainya beralaskan tanah.

Dinding rumah terlihat rentan roboh karena diikat seadanya dinding dan atap rumbia.

Baca Juga  Ini Komitmen Gibran untuk Bisnis Anak Muda: Sediakan Program untuk Startup yang Cari Modal 

Saat pintu dibuka, langsung mengarah ke dapur. Di bagian dalam juga terdapat satu tempat tidur, dan beberapa pakaian yang teratur.

Saat hujan tiba, air kerap masuk ke dalam gubuk. Bahkan kalau angin kencang, gubuk itu beberapa kali nyaris ambruk.

“Kalau hujan deras dan angin kencang kami terpaksa tinggal sementara di rumah tetangga,” ucap Anastasia saat ditemui di rumahnya, Jumat (22/9/2023), seperti dilansir dari laman IG Kompascom.

Anastasia memiliki lima orang anak, satunya tinggal bersama keluarga.

Ia bercerita sebelum tinggal di gubuk itu, ia pergi merantau bersama sang suami, Antonius Alek ke Kalimantan Timur.

Ia tidak ingat persis berapa lama mereka ke sana. Pada pertengahan Tahun 2021, ia bersama empat anaknya pulang ke Mageloo.

Saat itu ia sedang mengandung anak kelima. Di Mageloo NTT mereka menetap sementara di rumah keluarga. Sebulan kemudian Anastasia mendengar kabar bahwa Antonius sering sakit.

Sebulan kemudian, ia menerima kabar sang suami meninggal di tempat kerja.

Baca Juga  Wamendag Tegaskan Akselerasi PSN Terus Dilakukan

“Suami saya meninggal di sana (Kalimantan Timur) dan dikubur di sana. Jenazah tidak bisa dibawa pulang, apalagi kondisi kami begini,” ucapnya.

Netizen Kritik Pemerintah

Unggahan ini telah mendapatkan komentar netizen. Sebagian besar memintan Pemerintah Daerah setempat segera membantu ibu dan keempat anaknya agar dapat keluar dari rumah tersebut dan mendapatkan kehidupan yang layak.

Sebagian lagi mengatakan miris dengan besarnya dana desa yang dikucurkan, ternyata masih ada kemiskinan terpampang di depan mata dan tidak mendapatkan perhatian Pemerintah.

“Tapi PEMDA di sana hidup hedon ,mana peduli dengan warganya yg hidup susah….bahkan tempat tinggal sangat memprihatikan…,” tulis jeremy_koro

“Dana Desa mengalir kemana?,” sambung witono_s.

“moso sekelas RT gak tahu klo ada warga nya yg hidup memprihatinkan begini?,” tambah iis78rinos.

“Pejabat setempat gk perduli sama rakyatnya,” sambut aling_caem.*

Email: Nyomanadikusuma@G24 News

Editor: Lala Lala

banner 325x300