EkonomiHeadline

Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga 5,75% untuk Kendalikan Inflasi 

297
×

Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga 5,75% untuk Kendalikan Inflasi 

Share this article
uang rupiah berwarna merah dan biru
uang rupiah berwarna merah dan biru

G24NEWS.TV, JAKARTA – Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,75 persen dengan tujuan untuk mengendalikan inflasi pada semester I tahun ini pada kisaran 3 persen. 

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan suku bunga acuan BI atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) yang tetap dipertahankan sebesar 5,75 persen dinilai memadai untuk mengendalikan inflasi, sehingga tidak perlu ada kenaikan.

BI juga menyakini suku bunga acuan sebesar 5,75 persen tersebut memadai untuk mendorong inflasi indeks harga konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran tiga plus minus satu persen pada semester II 2023.

Rapat Dewan Gubernur BI (RDG BI) pada 15-16 Februari 2023 juga memutuskan bahwa suku bunga deposit facility dipertahankan pada posisi 5 persen dan suku bunga lending facility tetap di level 6,5 persen.

Perry menuturkan kebijakan suku bunga BI tersebut selalu didasarkan dari prakiraan inflasi baik inflasi inti maupun IHK dan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

Baca Juga  Dave Laksono Akui Gibran Masuk Golkar, Pengumuman Resmi Besok

Dengan inflasi inti maupun IHK menurun lebih cepat dari yang diperkirakan, maka BI memandang suku bunga acuan sebesar 5,75 persen itu memadai sehingga tidak diperlukan suatu kenaikan lagi.

“Dengan dasar inflasi inti yang menurun lebih cepat dari yang kita perkirakan dan bahkan lebih rendah dari yang diperkirakan dan inflasi inti di bawah 4 persen semester I, IHK di bawah 4 persen sehingga kita memandang meyakini bahwa suku bunga BI rate itu memadai,” ujarnya.

Proyeksi BI menunjukkan bahwa inflasi inti akan bergerak di sekitar tiga persen, yang tertinggi diperkirakan adalah 3,6 persen.

“Bulan lalu kami perkirakan inflasi inti itu bisa bergerak sampai 3,7 persen. Jadi dengan realisasi Desember Januari ini menunjukkan inflasi inti bergerak lebih rendah dari diperkirakan paling tinggi di semester I itu 3,6 persen dibandingkan dengan 3,7 persen,” ujarnya.

Baca Juga  Pemerintah Turunkan Bunga KUR Super Mikro jadi 3%

BI juga memproyeksikan inflasi IHK akan kembali di bawah empat persen mulai September 2023 setelah hilangnya pengaruh based effect dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di tahun 2022.

“Ingat inflasi IHK itu ada pengaruh based effect setelah kenaikan dari harga BBM tahun lalu. Begitu based effect itu hilang inflasi IHK akan di bawah empat persen. Kami perkirakan kurang lebih paling tinggi adalah 3,5 persen di semester II nanti,” tuturnya.

Sementara itu, kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) terus diperkuat dengan pengelolaan devisa hasil ekspor melalui implementasi operasi moneter valas, devisa hasil ekspor sesuai dengan mekanisme pasar.

 

banner 325x300