Olahraga

Perjuangan Atlet Melawan Kanker

42
×

Perjuangan Atlet Melawan Kanker

Share this article
atlet
Mantan pembalap sepeda Skotlandia sekaligus peraih medali emas Olimpiade enam kali, Chris Hoy berjuang melawan kanker yang dideritanya/antaranews

Penyakit kanker tidak kenal orang. Atlet maupun bukan atlet, tua muda, kaya miskin, pria wanita, semua sangat mungkin mengalaminya. Dan setiap orang yang terkena penyakit ini, harus berjuang melawannya.

Sebut saja, pembalap sepeda peraih medali emas Olimpiade enam kali, Chris Hoy yang menderita kanker. Ia mengatakan tidak ingin patah semangat dan yakin bisa melawan kanker yang sudah ia derita selama setidaknya satu tahun belakangan ini.

“Saya optimistis, merasa positif, dan saya juga dikelilingi oleh cinta yang sangat saya syukuri,” kata Hoy, dikutip dari AFP, Sabtu.

Atlet asal Skotlandia itu mengungkapkan telah didiagnosis menderita kanker sejak tahun 2023, yang menurutnya sebuah kejutan besar, karena ia tidak merasakan gejala apa pun, seperti dikutip Antaranews.com

“Tahun lalu saya didiagnosis mengidap kanker, yang merupakan kejutan besar, karena hingga saat itu tidak ada gejala apa-apa,” ungkap Hoy.

Lebih lanjut, pria berusia 47 tahun itu mengatakan dia saat ini menjalani perawatan, termasuk kemoterapi, dan menambahkan bahwa pengobatannya berjalan dengan sangat baik, dan dia merasa baik-baik saja saat ini.

“Saat ini saya sedang menerima pengobatan termasuk kemoterapi, yang untungnya berjalan dengan sangat baik. Saya ingin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada semua profesional medis atas bantuan dan perawatan mereka yang luar biasa,” ujar Hoy.

Baca Juga  Kupas Tuntas Skandal Doping: Sisi Lain Dunia Kompetisi Olahraga

“Seperti yang Anda bayangkan, beberapa bulan terakhir ini sangat sulit. Namun, saat ini saya merasa baik-baik saja. Saya terus berusaha, bahkan saya masih bersepeda dan menjalani hidup saya seperti biasa,” katanya menambahkan.

Prestasi Internasional

Hoy, atlet balap sepeda kelahiran Edinburgh, telah menjajal berbagai lintasan balap sepeda saat remaja dan memenangkan medali Olimpiade pertamanya, yakni medali perak sprint beregu pada Olimpiade 2000 Sydney. Empat tahun kemudian, ia menjadi juara Olimpiade dengan memenangkan time-trial satu kilometer di Athena.

Dia meningkatkan perolehan medali Olimpiadenya dengan tiga medali emas lagi pada Olimpiade 2008 Beijing dan dua medali emas lainnya di Olimpiade 2012 London. Hoy juga memenangkan 11 gelar juara dunia sebelum akhirnya memutuskan untuk pensiun dari kompetisi balap sepeda pada tahun 2013.

Berbagai Tindakan Pengobatan

Pebulu tangkis Taiwan Chou Tien Chen mengungkapkan perjalanannya melawan kanker kolorektal atau usus besar selama setahun terakhir hingga kembali meraih gelar juara sangat tidak mudah.

Chou menderita kanker kolorektal stadium pertama. Hal itu terungkap dari media setempat yang baru-baru ini memberitakan keberhasilan Chou meraih gelar juara di Thailand Masters 2024 sekaligus kebangkitannya sebagai seorang penyintas kanker.

Baca Juga  Revolusi Olahraga dan Teknologi: Kolaborasi Keduanya Dorong Atlet Lebih Jadi Baik

Chou menang atas wakil Singapura Loh Kean Yew di babak final Thailand Masters 2024 dengan skor 21-16, 6-21, 21-16, akhir pekan lalu.

Lebih lanjut, Chou mengungkapkan setelah didiagnosa menderita kanker, ia langsung menjalani operasi untuk mengangkat sebagian usus besarnya demi mencegah penyebaran penyakit tersebut.

Sehari setelah operasi itu, ia tetap berusaha untuk berkompetisi di berbagai turnamen dunia pada tahun lalu. Meskipun cobaan berat itu tidak terlalu memengaruhi proses latihannya, Chou mengungkapkan ia harus mengontrol pola makannya lebih baik lagi demi menjaga kondisi tubuhnya.

Daya Tahan Tubuh Menurun

Tak hanya memengaruhi kebugaran fisik, Chou pun tak mengelak bahwa kondisi mentalnya juga terpengaruh. Ia merasa terkejut karena tidak pernah menyangka akan terkena kanker.

Tidak mengherankan, performa Chou menunjukkan penurunan signifikan pada tahun lalu. Ia kerap gugur di babak-babak awal pada turnamen-turnamen yang ia ikuti. Hal itu pun membuat ranking dunianya merosot, dari peringkat 5 ke peringkat 14.

Meski demikian, di tengah cobaan yang menerpa, ia juga sempat menjuarai Hylo Open 2023, menjadi finalis Swiss Open 2023, dan masuk ke babak semifinal Kumamoto Masters 2023.

Editor: Lala Lala/Junita Sianturi

banner 325x300