Nasional

Kemenag Minta Kesehatan Jemaah Haji Tetap Dipantau

245
×

Kemenag Minta Kesehatan Jemaah Haji Tetap Dipantau

Share this article
Potret jemaah haji lansia menggunakan kursi roda (Foto by: Kementerian Agama RI)
Potret jemaah haji lansia menggunakan kursi roda (Foto by: Kementerian Agama RI)

G24NEWS.TV, JAKARTA – Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan diharapkan dapat melakukan monitoring secara ketat untuk memastikan kesehatan jemaah haji.

Anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR, Ade Rezki Pratama mengatakan monitoring kesehatan perlu dilakukan Kemenkes sebelum keberangkatan hingga pada puncak Ibadah Haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina.

Termasuk pada saat akan kembali ke Tanah Air.

“Kemenag dan Kemenkes bekerja sama melakukan pengawasan terhadap kesehatan para jemaah,” kata Ade.

Menurutnya, banyak jemaah haji reguler yang terkena penyakit tertentu.

Sseperti batuk, pilek, pneumonia, ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) dan demensia.

Sekitar 30 persen dari jemaah haji reguler adalah Lanjut Usia (Lansia).

Baca Juga  164.003 Jemaah Haji Asal Indonesia Tiba di Tanah Suci, 8 Orang Wafat

Lansia Alami Demensia

Para Lansia ini saat menunaikan ibadah haji mengalami demensia.

Dampaknya, banyak jemaah haji yang mengalami demensia itu mengalami beberapa heat stroke maupun penyakit lainnya sebelum puncak haji dilaksanakan.

Bahkan, kata Ade, banyak data menyebutkan, jemaah haji Indonesia yang meninggal disebabkan karena serangan stroke tersebut.

“Kita menemukan jemaah reguler ini mengalami shock secara mental maupun psikologi. Ini terkait juga dengan beberapa peristiwa yang dialami jemaah kita,” kata Ade dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/7/2023).

Di antaranya, kata Ade, peristiwa teknis yang terkait dengan tidak komitmennya mashariq dalam memberikan kewajibannya.

Baca Juga  Kejagung Tak Temukan Aliran Dana Korupsi BTS Ke Dito Ariotedjo

Ia juga menambahkan bahwa hak yang harusnya diperoleh jemaah reguler tidak terlayani sehingga terlunta-lunta.

Seperti ketersediaan bus jemputan yang terlambat datang.

Hal ini menyebabkan jemaah Indonesia mengalami beberapa penyakit akibat kelahan yang cukup ekstrem.

Terlebih, mashariq tersebut dalam memberikan konsumsi makanan tidak sesuai dengan komitmen dari yang sudah disepakati.

“Kita melihat bahwa kesehatan haji Indonesia itu tidak hanya dari kondisi awal kesehatan saat berangkat”.

“Tetapi juga terkait kendala-kendala teknis yang dihadapi selama penyelenggaraan haji di Makkah dan Madinah,” tutup Ade.

Penulis: Nyomanadikusuma@G24 News

Editor: Lala Lala

banner 325x300