Lifestyle

Benarkah Milenial adalah Generasi yang Kelelahan? Yuk Kita Bahas

271
×

Benarkah Milenial adalah Generasi yang Kelelahan? Yuk Kita Bahas

Share this article
generasi z work life balance
generasi z work life balance

G24NEWS.TV, JAKARTA —  Benarkah generasi milenial mengalami masa kelelahan saat ini? Berbagai masalah hidup dan pekerjaan kerap dialaminya, sehingga mereka menjadi burnout atau kelelahan.

Fenomena burnout menyelimuti generasi milenial saat ini, kata penulis Anne Helen Petersen, seperti ditulis oleh Vox.

Anne Helen Petersen, penulis Can’t Even: How Millennials Became the Burnout Generation, menggambarkan keadaan buruk yang dialami oleh sebagian besar kaum milenial di Amerika.

Dalam bukunya dia menulis: Kami adalah generasi yang tidak pernah bisa menemukan stabilitas, ekonomi yang mapan atau lainnya. Bukan hanya karena kita telah mengalami dua krisis keuangan (great recession dan sekarang virus corona), tapi itu karena dunia yang kita warisi membuat kita kelelahan.

Menurut Petersen, jenis kejenuhan yang dialami lebih dari sekadar kelelahan. Dia menggambarkan bahwa hidup yang dialami oleh para milenial seperti begitu dekat dengan kehancuran dan kehilangan kegembiraan serta tidak ada ketenangan pikiran.

Kondisi ini, kata Petersen tertancap kuat dalam pikiran sebagian besar generasi milenial, sehingga mereka hampir tidak dapat membayangkan cara hidup yang berbeda.

Baca Juga  Cegah Diabetes pada Anak dengan Zumba

Kelelahan milenial menurut Peterson mirip dengan pengalaman generasi sebelumnya, yaitu karena peran kapitalisme dalam mengubah masyarakat.

Dia juga mengatakan bahwa kondisi generasi milenial sekarang banyak mengalami kesedihan dan penyesalan. Pilihan hidup yang mereka buat ternyata membawa ke tempat yang tidak memuaskan.

Jalan itu, sebelumnnya dipercayai sebagai sesuatu yang benar untuk meningkatkan taraf hidup, seperti kuliah di perguruan tinggi dengan mengambil pinjaman.

Setelah lulus kemudian mengejar karir tapi ternyata mendapati diri mereka terus-menerus dieksploitasi dan terus tertinggal. Hal itu kemudian menciptakan keputusasaan dan kemarahan. “Itulah yang terjadi saat saya melakukan survey pada generasi milenial,” ungkapnya.

Apakah dunia ini menurut kaum milenial penuh kejenuhan?

Anne Helen Petersen mengatakan hal yang menyeluruh adalah precarity. Precarity dikaitkan dengan kelelahan secara historis. Kaum Milenial tidak terlalu memperhatikannya karena selalu ada persentase yang lebih kecil dari populasi yang harus bergulat dengannya.

Dikatakan, orang-orang dalam kemiskinan telah berurusan dengan kelelahan selamanya. Kejenuhan yang dialami generasi milenial dipengaruhi oleh cara kita berinteraksi dengan teknologi digital, dan beberapa ide tentang pekerjaan dan fetishisasi dari pekerjaan yang berlebihan.

Baca Juga  Fraksi Golkar Kalteng Minta Pemda Dukung Kreativitas Generasi Milenial

Ini adalah keadaan yang dihadapi kebanyakan orang Amerika, ujar Petersen.

Faktanya, kata dia memang orang Amerika akan bankrut jika mengalami satu fase besar dalam hidup seperti kecelakaan mobil, penyakit serius, kebakaran rumah, kehilangan pekerjaan.

Mereka menghadapi kenyataan hidup memiliki utang dalam jumlah besar dan tidak tahu bagaimana akan melunasinya.

Kelelahan menurut Petersen, adalah seperti perasaan orang telah menabrak dinding, harus memanjatnya dan terus berjalan. Semua yang ada di hidup rata menjadi satu daftar tugas yang tak ada habisnya. Kemudian selalu didaur ulang dan membosankan.

Solusinya, kata Peterson, lakukan hal-hal yang seharusnya terasa menyenangkan dan menenangkan. Misalnya pergi piknik atau liburan.

Sehingga generasi Milenial tidak teronggok pada permasalah hidup yang berat dan monoton. Meski sebenarnya hidup dan pekerjaan serta masalah selalu ada dan harus dilalui.

“Karena semuanya adalah pekerjaan dan pekerjaan adalah segalanya,” kunci Anne Helen Petersen.

 

banner 325x300