HeadlineNasional

Peringatan 1 Abad Nahdlatul Ulama, Airlangga: Golkar dan NU Bersama Jaga NKRI dan Pancasila 

492
×

Peringatan 1 Abad Nahdlatul Ulama, Airlangga: Golkar dan NU Bersama Jaga NKRI dan Pancasila 

Share this article
Logo 1 Abad Nahdlatul Ulama dengan background warna kuning seperti partai golkar
Nahdlatul Ulama akan memasuki usia 1 abad, Partai Golkar yakin NU akan tetap jaga Pancasila dan NKRI

UG24NEWS.TV, JAKARTA – Partai Golkar selalu menganggap Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi massa Islam yang penting untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pancasila. 

“NU adalah organisasi Islam dengan nilai-nilai ahlussunnah wal jamaah, moderat, keadilan, toleransi, menegakkan kebaikan dan mencegah kemungkaran,” ujar Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. 

Kader-kader NU, menurut Airlangga juga banyak yang berkiprah di Golkar. Jusuf Kalla misalnya, dia adalah bendahara PBNU. Bahkan ayahnya Haji Kalla adalah bendahara NU Sulawesi Selatan selama lebih dari 30 tahun. 

Airlangga Hartarto sendiri merupakan keturunan dari ulama besar yang tidak kenal lelah menyebarkan agama Islam di tanah Jawa yaitu Ki Ageng Gribig, seorang keturunan Raja Majapahit Brawijaya V. 

Selain itu, saat ini kader-kader NU juga banyak yang menjadi anggota atau calon legislatif atau  dari Partai Golkar. Mereka bersama-sama dengan Partai Golkar akan menjadi kekuatan penting yang akan menjaga, Pancasila, NKRI dan toleransi di Indonesia. 

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh G24 News TV (@g24news.tv)

“Partai Golkar membuka kantor di Sidoarjo untuk para nahdliyin transit sebelum mengikuti acara puncak perayaan 1 abad NU tanggal 7 Februari 2023,” ujar Airlangga.

Menurut Airlangga yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini, NU telah memainkan peran yang sangat penting dan strategis dalam setiap fase perjalanan bangsa Indonesia hingga saat ini. 

“ NU juga telah memiliki kesadaran sedari awal pendiriannya mengenai pentingnya ekonomi bagi kesejahteraan rakyat,” ujar dia. 

Baca Juga  Erwin Aksa: Kualitas SDM di Jakarta Harus Diperbaiki agar Sesuai Kebutuhan Industri

Airlangga sebelumnya juga mengapresiasi NU yang juga telah menggerakkan perekonomian rakyat. NU tahun lalu menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDPKS), salah satunya untuk melaksanakan program penanaman kembali pohon sawit. 

Airlangga Hartarto berpidato dengan latar belakangan bendera Nahdlatul Ulama
Airlangga Hartarto dan Nahdlatul Ulama (Foto file – Ekon)

Yakin NU Jaga Pancasila dan NKRI  

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bidang Penggalangan Strategis Erwin Aksa mengatakan Nahdlatul Ulama adalah ormas yang mempunyai sejarah panjang mengabdikan diri pada umat, bangsa dan negara bahkan sejak perjuangan kemerdekaan Indonesia. 

Menurut Erwin, pengabdian ini terus berlanjut hingga masa kini pada bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan sosial maupun lapangan pengabdian yang lain. Sepanjang sejarah di Indonesia, kata Erwin NU terus berusaha mewujudkan Islam rahmatan lil alamin. 

“Dalam usianya yang menginjak satu abad, Partai Golkar yakin NU akan terus merawat Pancasila dan NKRI,” ujar dia.

Menurut Erwin, Pancasila sebagai ideologi negara sebenarnya adalah cerminan dari Islam wasathiyah, salah satu prinsip Nahdlatul Ulama, yang selama ini mampu mewujudkan kerukunan umat beragama di Indonesia. NU juga selalu mengutamakan nilai-nilai, persatuan, dan kebhinekaan dalam membentuk masyarakat Indonesia yang majemuk dan toleran.

Selain itu NU dengan prinsip waliyul amri dharuri bis-syaukah atau “menaati pemimpin bangsa yang berkuasa” membuat organisasi ini selalu bersama-sama dengan pemimpin bangsa merawat Indonesia. Dengan prinsip ini, NU selalu memberikan dukungan kepada pemerintah dalam menjaga stabilitas sosial dan politik negara.

Menurut Erwin pada prinsipnya NU dan Partai Golkar memiliki banyak persamaan. NU dan Golkar adalah dua organisasi yang menjunjung tinggi Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi. 

Baca Juga  PWNU DKI Jakarta Titip Perjuangan Ekonomi Umat pada Erwin Aksa

NU dan Golkar juga bersama-sama memperjuangkan persatuan dan kesatuan bangsa, di satu sisi NU melalui dakwah toleransi dan kebhinekaan, sementara Golkar berusaha menjadi partai tengah, yaitu partai yang merangkul semua golongan. 

Sejarah dan Prinsip-prinsip Nahdlatul Ulama 

Pendirian Nahdlatul Ulama tidak bisa dilepaskan dengan ajaran Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Aswaja) yang  bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah, dan Ijma (keputusan ulama terdahulu) qiyas  atau contoh kisah Al-Qur’an dan hadits. 

Menurut K.H. Mustofa Bisri memiliki tiga substansi di dalamnya, yakni sebagai berikut:

  1. Dalam bidang syariat Islam, sesuai dengan salah satu ajaran dari empat Madzhab (Hanafi, Maliki, Syafiy, Hanbali), dan sebenarnya Kyai NU sangat taat kepada Syafi’i. “Saya sekolah
  2. Dari perspektif tauhid (ketuhanan), saya akan mengikuti ajaran Imam Abu Hasan Almaty Ali dan Imam Abu Mansur Al Maturidi
  3. Dasar-dasar Imam Abu Qosim Al Junaidi di bidang tasawuf Proses mengintegrasikan ide-ide Sunni berkembang. Cara berpikir Sunni di bidang ketuhanan bersifat eklektik: memilih  pendapat yang benar. Hasan al-Bashri seorang tokoh Sunni  terkemuka dalam masalah Qodariyah dan Qadariyah mengenai personel, memilih pandangan Qadariyah. Pendapat bahwa pelaku adalah kufur dan hanya keyakinannya yang masih tersisa (fasiq). Apa ide yang dikembangkan oleh Hasan AL Basri Belakangan justru direduksi menjadi gagasan Ahlussunnah Wal Jama’ah.

 

banner 325x300