G24NEWS.TV, JAKARTA – Indonesia relatif mempunyai pondasi yang kuat untuk menghadapi tantangan saat ini dibandingkan negara tetangga bahkan negara industri maju lain, ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Menurut dia, perjalanan industri manufaktur nasional pada 2022 masih diwarnai dengan gejolak dan tantangan baik dari dalam negeri maupun global.
Namun tetap mengalami tren positif dengan tumbuh sebesar 5,47 persen pada triwulan I kemudian pada triwulan II juga 4,33 persen, dan triwulan III sebesar 4,88 persen.
Sektor industri sempat tertekan akibat pandemi COVID-19 yang membuatnya minus 2,52 persen.
“Kinerja kembali bergairah pada tahun 2021 dengan angka pertumbuhan sebesar 3,67 persen. Kemudian tren positif berlanjut pada tahun 2022,” ujar Agus Gumiwang dalam konferensi pers akhir tahun.
Dari aspek PDB, kontribusi industri pengolahan nonmigas pada triwulan III tahun 2022 sebesar 16,10 persen. Namun demikian, tidak serta merta berarti industri mengalami deindustrialisasi,” ungkap Agus.
Kontribusi industri masih merupakan yang tertinggi di antara sektor ekonomi lainnya. Dari sisi ekspor, sumbangsih dari sektor manufaktur terus meningkat meski di tengah kondisi dunia yang sedang tidak stabil.
Nilai ekspor industri pada Januari-Oktober 2022 mencapai USD173,20 miliar atau berkontribusi 76,51 persen dari total nilai ekspor nasional.
“Angka tersebut telah melampaui capaian ekspor manufaktur sepanjang tahun 2020 sebesar USD131,09 miliar. Jika dibandingkan dengan Januari-Oktober 2021, maka kinerja ekspor industri manufaktur pada Januari-Oktober 2022 meningkat sebesar 20,39%,” ujar Menperin.