KesehatanNasional

Stunting Ternyata Bukan hanya Masalah Tinggi Badan Anak, Simak Penjelasannya Ya

253
×

Stunting Ternyata Bukan hanya Masalah Tinggi Badan Anak, Simak Penjelasannya Ya

Share this article
Ilustrasi peran keluarga
Foto Keluarga sedang Makan

G24NEWS.TV, JAKARTA — Anak merupakan generasi yang diharapkan menjadi penentu keberhasilan bangsa di masa depan.  Penting untuk memperhatikan dan memastikan terpenuhinya kebutuhan anak, salah satunya gizi yang seimbang.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2022,  diperkirakan jumlah anak usia dini di Indonesia yaitu 30,73 jiwa. Besarnya jumlah tersebut tidak menutup kemungkinan menimbulkan masalah kualitas sumber daya manusia diantaranya kurang gizi dan stunting. Masalah stunting bukan hanya masalah gizi nasional, melainkan masalah gizi secara global yang perlu diatasi melalui kebijakan dan program strategis.

Apa itu Stunting?

Dikutip dari kesmas.kemkes.go.id, stunting merupakan kondisi tinggi badan seseorang lebih pendek dibanding tinggi orang lain pada umumnya. Sedangkan WHO,  mendefinisikan stunting sebagai gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak memadai.

Anak-anak SD berseragam merah putih
Anak-Anak Berseragam SD

Penyebab Stunting

Stunting disebabkan oleh minimnya asupan gizi yang seimbang dalam waktu yang cukup lama.  menurut World Health Organization atau WHO, ada beberapa faktor penyebab lain, berikut penjelasannya:

  1. Faktor keluarga dan rumah tangga. Faktor ini dibagi menjadi faktor maternal dan lingkungan rumah. Faktor keluarga diantaranya nutrisi yang buruk atau malnutrisi selama masa kehamilan dan laktasi.  sedangkan faktor lingkungan rumah diantaranya pola asuh yang buruk, edukasi pengasuh yang rendah dan ketidakamanan pangan.
  2. Makanan tambahan atau complementary feeding yang tidak adekuat. Bayi diatas usia 6 bulan memerlukan Makanan Pengganti ASI yang dapat mencegah terjadinya kekurangan gizi.
  3. Masalah dalam masa menyusui atau laktasi. IDAI merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama pada bayi agar tercapainya tumbuh kembang yang optimal.  Penelitian Hien dan Kam (2008) menemukan tingkat risiko menjadi stunting 3,7 kali lebih tinggi pada balita yang tidak diberi ASI eksklusif (pemberian ASI<6 bulan) dibandingkan dengan balita yang diberi ASI Eksklusif (≥ 6 bulan)
  4. Infeksi.  Malnutrisi dapat meningkatkan risiko infeksi, sedangkan infeksi dapat menyebabkan malnutrisi yang
    mengarahkan ke lingkaran setan. Anak kurang gizi, yang daya tahan terhadap penyakitnya rendah, jatuh sakit dan akan menjadi semakin kurang gizi, sehingga mengurangi kapasitasnya untuk melawan penyakit dan sebagainya
Baca Juga  4 Tren Metode Baru Dunia Sepak Bola: Tak Ada Lagi Alasan Untuk Meninggalkan Mimpimu

Pencegahan Stunting

Pencegahan stunting merupakan hal penting yang harus dilakukan bersama-sama.  Pemerintah berupaya mencegah stunting melalui berbagai program dan kebijakan strategis yang tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional (Gernas) Peningkatan Percepatan Gizi.

Pemerintah juga menekankan pencegahan stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (PHK). Pencegahan tersebut perlu dioptimalkan dengan memastikan kesehatan dan gizi yan cukup mulai dari imunisasi dan pola hidup bersih sehat.

Baca Juga  Kementerian PPPA: Unjuk Rasa Ricuh di Pulau Rempang Batam Berdampak Pada Psikologi Anak

Apa yang Bisa Dilakukan Untuk Cegah Stunting?

dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, pencegahan stunting dapat dilakukan sebagai berikut:

  1. Pemenuhan kebutuhan gizi sejak hamil. Nutrisi dan gizi ibu hamil perlu diperhatikan agar pertumbuhan janin atau bayi dalam kandungan dapat terpenuhi. Dengan demikian, bayi  lahir dengan berat normal dan sehat.
  2. Pemberian ASI ekslusif sampai bayi berusia >6 bulan. ASI eksklusif berperan besar dalam pemenuhan nutrisi dan gizi seimbang pada bayi sehingga resiko stunting dapat ditekan.
  3. Pemberian Makanan Pengganti ASI. bayi berusia >6 bulan perlu didampingi dengan Makanan Pengganti ASI agar pertumbuhan dapat lebih optimal.
  4. Pemantauan tumbuh kembang anak. Pemantauan dapat dilakukan dengan rutin ke Posyandu untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak.
  5. Menjaga kebersihan lingkungan. Dapat dilakukan dengan memastikan terjaganya kebutuhan akses air bersih dan sanitasi.
  6. Edukasi mengenai kesehatan khususnya masalah pemenuhan gizi seimbang kepada orang tua yang memiliki perencanaan kehamilan.

Dengan demikian, stunting  bukan hanya masalah tinggi badan anak. Banyak masalah kompleks yang berada dalam lingkaran stunting seperti kurang gizi baik pada ibu hamil dan bayi, laktasi, kebersihan lingkungan dan genetik.  Hal tersebut bermuara pada pertumbuhan yang tidak optimal pada anak.

banner 325x300