G24NEWS.TV, JAKARTA — Menjelang kemerdekaan Indonesia, tentu kita tidak asing dengan Peristiwa Rengasdengklok.
Momen bersejarah itu terjadi satu hari sebelum kemerdekaan Indonesia. Peristiwa Rengasdengklok terjadi pada 16 Agustus 1945 yang melibatkan golongan muda dan golongan tua.
Bagaimana kronologi Peristiwa Rengasdengklok? Simak penjelasannya berikut.
Kronologi Peristiwa Rengasdengklok
Jepang meyerah tanpa syarat kepada sekutu pada 14 Agustus 1945 menjadi kabar segar bagi kemerdekaan Indonesia.
Sutan Sjahrir yang merupakan salah satu tokoh golongan muda yang mendengar kabar tersebut lantas menemui Soekarno dan Moh. Hatta. Sjahrir mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera dideklarasikan.
Namun, Soekarno saat itu masih menikuti instruksi Jepang yang mulanya akan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus 1945. Terjadi perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda.
Golongan tua yakni Soekarno, Mohammad Hatta, Ahmad Soebardjo, Moh. Yamin, dan beberapa anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) tidak ingin salah mengambil keputusan mengenai proklamasi kemerdekaan.

Golongan tua menginginkan agar proklamasi kemerdekaan Indonesia dilakukan setelah sidang PPKI.
Sementara golongan muda yakni Sutan Sjahrir, Chaerul Saleh, Sukarni, Adam Malik, Muwardi, Wikana, dan B. M. Diah tidak sabar untuk segera mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia.
Golongan muda pun mengadakan rapat pada 15 Agustus 1945 malam di Pegangsaan Timur yang dipimpin Chaerul Saleh. Hasil rapat tersebut yakni kemerdekaan Indonesia adalah hak rakyat Indonesia, tidak tergantung dari pihak lain, termasuk Jepang.
Lalu pada pukul 22:00 malam di hari yang sama, Wikana dan Darwis menjadi utusan dari golongan muda untuk menemui Soekarno-Hatta.
Mereka kembali menuntut dan mendesak supaya proklamasi kemerdekaan dilakukan esok hari, yaitu pada tanggal 16 Agustus 1945. Jika tidak dilaksanakan, maka akan terjadi pergolakan.
Namun, golongan muda gagal membujuk Soekarno dan Hatta.
Perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda yang melatarbelakangi Peristiwa Rengasdengklok.
Seokarno-Hatta diamankan ke luar kota demi menjauhkan mereka dari segala pengaruh Jepang pada 16 Agustus 1945. Golongan muda mengamankan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok dan kembali mendesak untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Tak sampai 24 jam di Rengasdengklok, Soekarno menyatakan kesediaan mengadakan proklamasi setelah dikembalikan ke Jakarta.
Salah satu tokoh yang berperan penting adalah Ahmad Soebardjo. Ia menjadi mediator golongan tua dan muda diutus menjemput Soekarno-Hatta dari Rengasdengklok.

Ahmad Soebardjo tiba di Rengasdengklok pukul 17.30. Ia berhasil meyakinkan golongan muda bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilakukan keesokan harinya setelah Soekarno-Hatta tiba di Jakarta. Apabila tidak maka nyawa Soebardjo jaminannya.
Pada 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56.