G24NEWS.TV, JAKARTA — Anggota DPR RI Fraksi Golkar Puteri Komarudin sebut beberapa titik di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat masih terdapat blank spot, kondisi di mana suatu tempat tidak tersentuh atau tercover sinyal komunikasi. Menurutnya, kondisi tersebut menghambat aktivitas masyarakat utamanya aktivitas yang membutuhkan jaringan internet.

Anggota DPR RI Fraksi Golkar tersebut menyayangkan titik blank spot atau wilayah dengan akses internet yang tidak memadai masih ada di sekitar Ibu Kota Jakarta.
“Saya tahu pasti teman-teman pernah merasakan ada desa-desa yang masih blank spot. Kalau kita masuk ke desa itu, kita tidak bisa mengakses internet sama sekali.” kata Puteri Komarudin dalam unggahan instagramnya @puterikomarudin beberapa waktu lalu.
View this post on Instagram
Hal-hal tersebut, katanya, menjadi tolok ukur bahwa ada perbedaan kualitas maupun pembangunan antara daerah penyangga seperti Kabupaten Bekasi dengan Ibu Kota Jakarta.
Menurut Puteri, Indonesia memiliki cita-cita menjadi negara 5.0 dimana semua hal dapat terintegrasi secara digital, dengan didukung kualitas internet yang harus menjadi prioritas.
Anggota DPR RI Dapil Jawa Barat VII bercerita pengalamannya selama pandemi Covid-19. Ia menemukan realita guru-guru di sekolah yang menyambangi rumah siswa satu persatu karena siswanya tidak memiliki handphone.
Realita tersebut, kata Puteri, membuktikan mimpi Indonesia untuk terintegrasi secara digital masih sangat jauh. Perbaikan mendasar seperti pembangunan infrastruktur dan akses jadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk mewujudkan Indonesia 5.0.
Indonesia Harus Siap Memasuki Era 5.0
Menko Airlangga menuturkan Indonesia harus siap menghadapi perubahan menjadi Society 5.0, di mana sejumlah besar informasi dari sensor wilayah fisik diakumulasikan ke dalam wilayah maya (cyberspace). Dalam cyberspace, big data dianalisis oleh Artificial Intelligence (AI), dan hasilnya akan dikembalikan ke wilayah fisik untuk dimanfaatkan oleh masyarakat.

Menurutnya, pembangunan talenta digital dan peningkatan iterasi digital kepada masyarakat umum menjadi kunci persiapan menghadapi Society 5.0.