G24NEWS.TV, JAKARTA – Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo menegaskan di Indonesia tidak ada fenomena resesi seks, dibuktikan dengan persentase angka kelahiran sebesar 2,1 anak per perempuan.
“Yang menikah 2 juta, yang hamil 4,8 juta. Artinya, di Indonesia enggak ada resesi seks,” kata Presiden Jokowi dikutip dari Antara
Presiden Jokowi mengungkapkan hal itu dalam Rakernas Strategi Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana serta Program Percepatan Penurunan Stunting di Jakarta, Rabu (25/1).
Menurut Presiden Jokowi, pada dasarnya jumlah penduduk menjadi kekuatan ekonomi suatu negara. Catatannya negara harus bisa menjaga kualitas sumber daya manusia sehingga bisa memanfaatkan keunggulan ini dengan maksimal.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik jumlah penduduk Indonesia sebanyak 275,77 juta jiwa pada 2022. Naik 1,13 persen dibanding tahun sebelumnya yang sebanyak 272,68 juta jiwa. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk 1,17.
Sebelumnya Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo pernah menyebutkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang berpotensi mengalami resesi seks. Namun masih sangat lama bagi Indonesia untuk merasakannya.
Resesi seks kini dialami oleh sejumlah negara seperti China, Jepang dan Korea Selatan. Resesi seksual ditandai dengan keengganan warga untuk memiliki anak, atau memilih untuk memiliki sedikit anak. Selain itu, fenomena ini juga ditandai dengan turunnya gairah seksual karena berbagai faktor.
Gejala resesi seks di Indonesia menurut Hasto terlihat dari usia pernikahan penduduk Indonesia yang semakin mundur. Jika sebelumnya banyak pernikahan pasangan usia muda, kini banyak warga yang menunda pernikahan.
Usia pernikahan mundur karena beberapa faktor misalnya semakin banyak menghabiskan waktu untuk menempuh studi atau menjalani karier. Selain usia pernikahan yang mundur, sekarang ini makin banyak keluarga memiliki sedikit anak.
Jaga Kualitas Sumber Daya Manusia

Menurut Jokowi Indonesia harus tetap menjaga kualitas sumber daya manusia. Salah satunya adalah dengan memastikan asupan gizi bagi ibu hamil, bayi, dan anak-anak perlu diperhatikan. Ibu hamil, bayi, dan anak-anak harus diberikan asupan protein yang cukup, seperti ikan, telur dan daging.
“Yang paling penting memang kualitas. Bayi atau ibu hamil harus diberi protein, diberikan ikan, diberi telur,” ujar dia.
Presiden mengingatkan agar bayi dan anak-anak tidak diberi asupan yang tidak semestinya. Jokowi juga meminta agar kader BKKBN dan Posyandu meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat.
Presiden menyinggung kasus seorang ibu yang memberikan kopi susu instan kepada bayinya. “Hati-hati mengenai ini. Maka dari itu, sekali lagi yang namanya penyuluhan penting. Kata ibunya kopi susu sachet ini bermanfaat, karena ada susunya. Hati-hati pada anak, ginjal, jantung itu belum kuat,” kata Presiden Jokowi.