G24NEWS.TV, JAKARTA — Dukungan dari Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) semakin menguatkan posisi elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai pemenang dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Prabowo Subianto yang sempat dua kali kalah dalam Pilpres 2014 dan 2019 dari Presiden Joko Widodo kini mendapatkan dukungan hampir separuh atau 256 kursi di DPR. Jumlah yang lebih dari cukup untuk mendaftar sebagai presiden sebagaimana syarat UU Pemilu.
Koalisi pendukung Prabowo ini terdiri dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang dipimpinnya sendiri, Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Semua partai ini adalah juga partai anggota kabinet Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin.
Analis politik Usep Saipul Achyar mengatakan meski situasi politik di Indonesia masih dinamis hingga pendaftaran capres dan cawapres ke KPU, masuknya Partai Golkar ke barisan pendukung Prabowo akan merepotkan lawan-lawannya. Dalam pilpres, partai-partai penyokong ini menjadi salah satu kunci keberhasilan, selain personal calon.
“Kekuatannya secara kepartaian saya kira ditambah Golkar dan PAN akan semakin kuat,” ujar dia pada G24NEWS.

Partai Golkar menurut dia adalah kekuatan besar yang memiliki basis pemilih tradisional. Untuk menghadapi ini, partai lain akan bekerja ekstra keras mengalahkan Prabowo.
“Untuk melawan kekuatan ini, saya kira PDIP dan yang lainnya harus bekerja ekstra ketat karena kekuatan di sini juga besar,” ujar dia.
Jika komposisi partai pendukung capres tidak berubah maka Prabowo akan bersaing ketat dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang didukung oleh PDI Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ganjar sebenarnya juga didukung oleh Perindo dan Partai Hanura, namun kedua partai itu tidak mempunyai kursi di parlemen.
Lawan lainnya adalah mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan, yang didukung oleh Partai Nasional Demokrat (Nasdem), dan partai oposisi dalam pemerintahan Jokowi yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat.
Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyatakan dalam simulasi tiga calon pada Juli Prabowo unggul 38,2% suara, unggul dari Ganjar Pranowo dengan 35,3% suara. Sedangkan Anies Baswedan hanya mendapatkan 18,4 persen suara.
Prabowo unggul head to head dengan Ganjar Pranowo dengan mendapatkan 52% suara sedangkan lawannya hanya 41,6% suara.
“Dukungan resmi dari Golkar dan PAN kepada Capres Gerindra: Prabowo Subianto, itu menambah momentum. Sejauh Prabowo tak membuat blunder yang fatal, hasil Pilpres 2024 akan menggembirakannya,” terang pendiri Lingkaran Survei Indonesia Denny Januar Ali dalam keterangannya Senin (14/8).
Lembaga Survei Indonesia (LSI) juga menyebutkan bahwa elektabilitas Prabowo Subianto menguat secara konsisten pada periode Januari-Juli 2023 ini. Menurut LSI, pada Januari Prabowo memiliki suara sekitar 23,2 persen dan terpaut cukup jauh dari Ganjar dengan 36,3 persen suara serta Anies 24,2 persen. Pada Februari, elektabilitas Prabowo naik menjadi 26,7%, sedangkan Ganjar 35% dan Anies 24%. Kemudian April 2023, elektabilitas Prabowo menjadi 30,3 persen, Ganjar 26,9% dan Anies 25,3%
Pada survei terbaru LSI pada Juli 2023, Prabowo mencapai 35,8% atau menduduki posisi teratas, sedangkan ganjar 35,2% dan Anies 21,4%
“Terjadi tren penguatan dukungan kepada Prabowo secara konsisten sejak Januari 2023 sampai sekarang. Jadi, selama tujuh bulan terakhir Prabowo mengalami penguatan,” kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan.
Lembaga survei lain, yaitu Indikator juga mengunggulkan Prabowo pada survei terakhirnya 20-24 Juni 2023 lalu. Prabowo Subianto unggul 36,8 %, sementara Ganjar Pranowo 35,7 % dan Anies Baswedan 21,5 %.
Sementara itu, Lembaga Survei Nasional juga menyampaikan bahwa Prabowo unggul dengan elektabilitas 40,5% pada survei pada 10-19 Juli 2023. Sementara Ganjar hanya didukung oleh 30,8% responden dan Anies menjadi pilihan 22,4% responden.
“Terjadi tren penguatan dukungan kepada Prabowo secara konsisten sejak Januari 2023 sampai sekarang. Jadi, selama tujuh bulan terakhir Prabowo mengalami penguatan,” kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan.
Indikator juga mengunggulkan Prabowo pada survei terakhirnya 20-24 Juni 2023 lalu. Prabowo Subianto unggul 36,8 %, sementara Ganjar Pranowo 35,7 % dan Anies Baswedan 21,5 %.
Sementara itu, Lembaga Survei Nasional juga menyampaikan bahwa Prabowo unggul dengan elektabilitas 40,5% pada survei pada 10-19 Juli 2023. Sementara Ganjar hanya didukung oleh 30,8% responden dan Anies menjadi pilihan 22,4% responden.
Mampu antarkan Indonesia Maju
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan Prabowo adalah sosok yang tepat untuk membawa Indonesia menghadapi tantangan baru, yaitu menjadi negara maju atau terus menjadi negara berpendapatan menengah.
Di Asia, menurut Airlangga yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, hannya ada Jepang, Korea dan Singapura yang bisa lolos menjadi negara maju. Karena itu, kepemimpinan Indonesia dalam 10 tahun mendatang sangat penting untuk mewujudkan hal tersebut.
“Target (pendapatan perkapita) selanjutnya kita lebih dari USD10.000. Ini harus di bawah kepemimpinan dan nahkoda yang tepat, jangan sampai pendapatan perkapita kita turun lagi,” ujar dia.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengatakan pemberian dukungan kepada Prabowo ini dilakukan melalui pembahasan secara matang oleh internal PAN.
Menteri Perdagangan itu juga melihat perjuangan Presiden Joko “Jokowi” Widodo dan Prabowo saat ini di pemerintahan harus dilanjutkan.
“Kenapa PAN mengambil keputusan itu saudara-saudara, kami sudah 10 tahun, bareng-bareng dengan Pak Prabowo. Kami meyakini perjuangan 10 tahun itu akan tuntas, karena hari ini kita sudah bersama-sama,” kata Zulkifli saat deklarasi mendukung Prabowo di Jakarta.

Bukan Titipan Jokowi
Dikutip dari Benarnews.org, Analis politik Aljabar Strategic Arifki Chaniago menganggap koalisi empat partai mendukung Prabowo Subianto sebagai kode dari Presiden Jokowi.
“Meski pun dukungan politik ini tidak terbuka sebagai arah dan sikap politik Jokowi, secara tidak langsung, partai-partai yang mendukung Prabowo bisa disinyalir sebagai bentuk dari kode yang diberikan oleh Jokowi,” ujar Arifki kepada BenarNews.
Arifki menyampaikan memiliki penilaian seperti itu karena Gerindra, PKB, Golkar serta PAN merupakan partai pendukung pemerintahan Presiden Jokowi.
“Pengaruh Jokowi lebih terasa di koalisi pendukung Prabowo ketimbang kubu pengusung Ganjar Pranowo,” katanya.
Namun, Jokowi membantah ikut campur tangan dalam koalisi empat partai politik pendukung Prabowo Subianto.
Jokowi menegaskan dirinya bukan pimpinan parpol. Menurutnya, urusan pilpres adalah kewenangan para petinggi partai politik.
“Ndak, ndak. Itu urusan mereka. Urusan koalisi, urusan kerjasama. Saya bukan ketua partai, saya presiden,” kata Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (14/8).
Jokowi juga tidak mau ikut campur urusan PDIP yang masih mendukung Ganjar Pranowo. Dia menyebut hal itu sepenuhnya urusan partai.
“Ya itu urusannya partai-partailah,” ujar dia.