G24NEWS.TV, JAKARTA — Perppu No 2/2022 tentang Cipta Kerja tepat untuk diterbitkan karena aturan hukum tersebut dibutuhkan untuk menjaga kondisi makro ekonomi jangka menengah dan jangka panjang, ujar peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky.
Menurut Riefky dalam jangka pendek ekonomi Indonesia dalam kondisi yang bisa dikatakan akan lolos dari perlambatan global. Namun Indonesia memerlukan langkah-langkah mitigasi untuk mempersiapkan diri menghadapi dalam jangka panjang.
“UU/ Perppu Ciptaker ini masih sangat dibutuhkan untuk kondisi makro ekonomi kita, terutama untuk pertumbuhan di jangka menengah dan panjang,“ ungkap Riefky.
Hal yang diatur oleh Perppu Cipta Kerja seperti ketenagakerjaan menurut Riefky penting untuk menciptakan iklim investasi yang ideal. Saat ini menurut dia isu ketenagakerjaan di Indonesia relatif tidak kompetitif baik dari skill, tingkat upah serta birokrasinya.
Perppu Ciptaker ingin menciptakan pasar tenaga kerja Indonesia lebih kompetitif dan ini juga tujuannya agar penciptaan lapangan kerja dan juga menarik investasi.
Lebih Banyak yang Setuju
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukkam) Mahfud MD mengatakan lebih banyak masyarakat menerima Perppu Cipta Kerja dibanding kelompok yang menolak.
“Ada yang menolak, tapi lebih banyak yang setuju,” ujar Mahfud menjawab pertanyaan media sambil membuka pintu mobil.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia mempunyai harapan besar di tengah ketidakpastian global.
Indonesia menurut Airlangga Hartarto yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini mempunyai ketahanan selama penanganan pandemi Covid-19.
“Kita juga berharap punya resiliensi pada 2023 ini. Indonesia the bright side di tengah awan gelap,” ujar dia.
Ekonomi Indonesia diperkirakan masih akan tumbuh positif di 2023 dengan target 5,3 persen dalam APBN tahun ini.