G24NEWS.TV, JAKARTA – David Plouffe, manager kampanye Presiden Barack Obama mengungkapkan bahwa salah satu kunci kepemimpinan adalah mampu memberikan harapan. Pemimpin yang mampu memberikan harapan akan bisa masuk dalam hati sanubari rakyat, karena harapan adalah kunci dari perjalanan kehidupan seseorang.
“Pemimpin juga harus mampu membangun dan menciptakan kolaborasi untuk menyelesaikan berbagai isu atau fenomena yang saat ini terjadi sehingga memberikan kebermanfaatan bagi banyak orang,” ujar Plouffe. “Pemimpin tidak boleh hanya paham soal kebijakan, tapi bagaimana mengimplementasikannya,” lanjut dia.
Plouffe mengungkapkan hal tersebut dalam Diskusi Publik “Collaborative Leadership to Meet a Changing World” pada Selasa (28/2) di Auditorium Edisi 2020 Gedung M FIA UI. Acara ini diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) sebagai salah satu rangkaian Dies Natalis FIA UI ke-8 bekerja sama dengan Yayasan Berbakti Semangat Indonesia.
Jika bisa memberikan harapan dan menciptakan kolaborasi, pemimpin bisa mendapatkan kepercayaan sehingga organisasi bisa berjalan dengan baik. Menurut Plouffe setiap pemimpin yang baik membutuhkan data yang akurat, sehingga dapat menyusun kebijakan-kebijakan secara tepat guna.
Dia menceritakan saat Barack Obama sedang menjalani Pilpres Amerika Serikat untuk periode pertama, dia banyak disuplai dengan data yang akurat sehingga bisa menarik perhatian masyarakat. “Meski ada banyak pendapat yang meragukan kebijakannya berdasarkan data itu, tapi Obama tetap mengimplementasikan kebijakan-kebijakannya secara konsisten,” ujar Plouffe.
Plouffe adalah tokoh sentral dibalik kesuksesan Obama dua kali menjadi presiden di Amerika Serikat. Dia menuliskan pengalaman ini dalam buku The Audacity to Win: The Inside Story and Lessons of Barack Obama’s Historic Victory.
Plouffe menginisiasi berbagai pembaharuan termasuk reformasi pajak dan hak hingga perawatan kesehatan dan reformasi imigrasi hingga tantangan kebijakan luar negeri Amerika Serikat.
Plouffe adalah salah satu tokoh politik di Amerika yang meninggalkan bangku kuliah. Dia meninggalkan University of Delaware pada 1989 untuk mengejar karir di dunia politik, namun kembali pada 2010 untuk menyelesaikan pendidikannya.
Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan FIA UI Fibria Indriati Dwi Liestiawati mengatakan kepemimpinan menjadi hal krusial untuk kita pahami.
Karena itulah diskusi tentang kepemimpinan yang baik untuk menghadapi perubahan serta tantangan dunia yang saat ini sangat berkembang menjadi penting. “Semoga diskusi hari ini mampu menginspirasi kita untuk menjadi pemimpin yang mampu menciptakan kolaborasi yang lebih baik,” kata dia.
