G24NEWS.TV, JAKARTA – Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern secara tiba-tiba mengumumkan mundur dari jabatannya dan pimpinan Partai Buruh.
Lima tahun menjadi pejabat publik dan pemimpin partai membuatnya kelelahan dan dia mengaku tidak lagi memiliki energi yang diperlukan untuk melanjutkan peran tersebut, dikutip dari RT.
Ardern mengumumkan keputusan itu pada Kamis (19/1) sore. Dia mengaku sudah memikirkan rencana itu selama liburan musim panas parlemen Selandia Baru dan memutuskan dia lebih suka menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga.
“Saya pergi, karena dengan peran istimewa seperti itu datanglah tanggung jawab. Tanggung jawab untuk mengetahui kapan Anda adalah orang yang tepat untuk memimpin dan juga kapan Anda tidak,” ujar dia pada peserta di retret kaukus Partai Buruh di kota Napier. “Saya tahu apa yang dibutuhkan pekerjaan ini. Saya tahu bahwa saya tidak lagi memiliki cukup energi untuk melakukannya dengan adil. Sesederhana itu.”
Sebuah jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan dukungan untuk Partai Buruh pada titik terendah sejak dia pertama kali menjabat pada 2017 sebagai kepala negara perempuan termuda di dunia, tetapi Ardern membantah hal itu mempengaruhi keputusan tersebut.
“Saya tidak pergi karena saya yakin kami tidak dapat memenangkan pemilihan, tetapi karena saya yakin kami bisa dan akan melakukannya, dan kami membutuhkan bahu baru untuk tantangan itu,” ujar dia. .
Ardern akan meninggalkan kantor PM Selandia Baru selambat-lambatnya 7 Februari, tetapi akan tetap menjadi anggota parlemen pemilih untuk wilayah Gunung Albert Auckland hingga April.
Pemilihan umum berikutnya dijadwalkan pada 14 Oktober, dan masih belum jelas siapa yang dapat menggantikannya sampai saat itu, karena wakil pemimpin dan kepala keuangan Grant Robertson mengatakan dia tidak akan mencalonkan diri meskipun dianggap sebagai calon terdepan.
Setelah Jacinda Ardern mundur, Partai Buruh sekarang memiliki waktu satu minggu untuk menentukan apakah kandidat lain dapat memperoleh lebih dari dua pertiga dukungan di antara Kaukus Buruh. Jika mereka gagal memilih pemimpin baru, kontes akan meluas ke pemungutan suara yang melibatkan seluruh Partai Buruh.