HeadlineInternasionalLifestyleVideo

Ini Alasan Qatar Tak Izinkan LBGTQ di Piala Dunia 2022

279
×

Ini Alasan Qatar Tak Izinkan LBGTQ di Piala Dunia 2022

Share this article
ini alasan qatar tak izinkan lbg
ini-alasan-qatar-tak-izinkan-lbg

G24NEWS.TV, JAKARTA — Balutan dakwah Islam pada Piala Dunia 2022 Qatar membuat suasana menjadi berbeda dari edisi pentas sepak bola akbar sebelumnya. Qatar ingin gelaran Piala Dunia 2022 bisa berlangsung meriah namun tanpa melanggar syariat.

Karena itu, Qatar melarang keras penjualan miras, praktek seks bebas dan kampanye Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender atau LBGT. Bagi pendukung yang mabuk di tempat umum dan mengibarkan bendera LGBT akan dikenakan sanksi serius.

Sebagaimana diberlakukan aturan tegas berupa sanksi tujuh tahun penjara bagi terkait larangan seks bebas. Meskipun demikian, Qatar memberikan sajian khusus bagi para suporter yakni kemegahan dan fasilitas yang mendukung stadion.

Seperti dikutip VOX, kebijakan anti-LGBTQ Qatar telah isu penting dalam turnamen Piala Dunia yang penuh dengan kontroversial. Sejumlah tim nasional menghadapi hukuman karena mengenakan ban lengan pelangi “One Love”, penggemar yang tidak bisa memakai kemeja pelangi dan komentar anti-LGBTQ.

Di Qatar pelaku LGBTQ diganjar dengan hukuman tiga tahun penjara, yang berarti membuatnya berselisih dengan negara-negara lain yang lebih terbuka bahkan menunjukkan dukungan pada hak-hak LGBTQ.

Baca Juga  Ini Jadwal Perempat Final Piala Dunia 2022, Catat Ya

Seperti diberitakan Guardian, seorang pengunjuk rasa mengganggu pertandingan antara Uruguay dan Portugal.

Dia berlari ke lapangan mengibarkan bendera pelangi bertuliskan “PACE,” untuk perdamaian sambil mengenakan kaus Superman dengan pesan dukungan untuk Ukraina dan para wanita yang memprotes di Iran.

Merespon aksi tersebut, Komite Tertinggi Qatar melarang penggemar tersebut dari sisa pertandingan Piala Dunia dan mencabut izinnya untuk tinggal di negara Qatar.

Menteri energi Qatar Saad Sherida Al-Kaabi mengatakan kepada surat kabar Bild Jerman bahwa meskipun orang-orang LGBTQ dipersilakan untuk mengunjungi Qatar, negara-negara barat tidak dapat “mendikte” dukungan untuk hak-hak LGBTQ. Hukum Qatar mengkriminalisasi seks di luar nikah, termasuk seks sesama jenis.

“Jika Anda ingin mengubah saya sehingga saya akan mengatakan bahwa saya percaya pada LGBTQ, bahwa keluarga saya harus menjadi LGBTQ, bahwa saya menerima LGBTQ di negara saya, bahwa saya mengubah hukum saya dan hukum Islam untuk memuaskan Barat — maka ini tidak dapat diterima,” kata Al-Kaabi dikutip VOX.

Para pemain Jerman memprotes keputusan itu dengan menutup mulut saat foto tim prapertandingan.

Baca Juga  Maroko Tembus Semifinal Piala Dunia setelah Kalahkan Portugal 1-0

Di akun Twitter berbahasa Inggrisnya, tim Jerman menulis, “Ini bukan tentang membuat pernyataan politik — hak asasi manusia tidak dapat dinegosiasikan. Itu harus diterima begitu saja, tetapi tetap saja tidak demikian. Itulah mengapa pesan ini sangat penting bagi kami. Menolak kami ban kapten sama dengan menolak kami bersuara. Kami berdiri di posisi kami.”

Pemerintah Qatar memang menjalankan syariat Islam dengan ketat yang tidak mengizinkan seks di luar nikah termasuk homoseksualitas. Pelanggaran terhadap aturan itu bisa penjara dan, sebagai hukuman maksimum, hukuman mati dengan rajam. Sejauh ini memang tidak ada bukti hukuman semacam itu pernah diterapkan.

Oleh karena itu, mari kita junjung sportifitas dan persatuan sepak bola dengan tidak mencederai aturan yang berlaku di sebuah negara.

 

 

banner 325x300