G24NEWS.TV, JAKARTA –Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) letusan Gunung Kerinci yang berlokasi di Jambi dan Sumatera Barat dengan lontaran material dengan mencapai ketinggian 900 meter dari kawah, masyarakat diminta mewaspadai bahaya abu vulkanik.
Letusan terjadi kurang 8 menit 20 detik yang terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 3 milimeter pada pukul 05.46 WIB.
“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan timur,” ujar PVMBG dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (11/1) dikutip dari Antara.
Masyarakat dan wisatawan di sekitar Gunung Kerinci tidak diperkenankan mendaki dalam radius tiga kilometer dari kawah aktif. Pemerintah juga mengeluarkan Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) dengan kode oranye artinya gunung tersebut menunjukkan aktivitas yang meningakt dengan kemungkinan letusan dengan ketinggian kolom di bawah 6.000 meter di atas permukaan laut.
“PVMBG juga merekomendasikan agar sebaiknya jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci dihindari karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur penerbangan,”
Sepanjang 2022, Gunung Kerinci tercatat mengalami erupsi sebanyak lima kali. Adapun erupsi yang terjadi hari ini adalah erupsi pertama yang terekam pada tahun 2023.
Gunung Kerinci yang terletak di perbatasan Kabupaten Kerinci Jambi dan Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, saat ini masih menyandang status Level II atau siaga terhitung sejak 9 September 2007 lalu.
PVMBG menyatakan gunung api yang berbentuk strato vulkano itu mempunyai karakter letusan bersifat eksplosif yang diselingi dengan adanya aliran-aliran lava. Data geologi umumnya didominasi oleh aliran-aliran lava.
Karakter letusan Gunung Kerinci adalah letusan bertipe vulkano lemah yang hanya mengeluarkan material abu letusan, tidak ada data aliran lava yang tercatat sebagaimana tertera dalam sejarah letusannya. Hingga kini status gunung tersebut adalah level II “waspada”.