G24NEWS.TV, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI dari Partai Golkar, Dito Ganinduto menghimbau masyarakat tidak khawatir dengan adanya kenaikan harga pangan menjelang Idul Fitri.
Dengan demikian, masyarakat juga tidak perlu melakukan pembelian berlebihan yang justru dalam memicu kenaikan harga.
Dia mengatakan saat ini sudah ada Satuan Tugas (Satgas) Pangan, baik tingkat pusat maupun daerah yang memantau pergerakan harga setiap saat.
“Seluruh masyarakat tidak perlu ada yang dikhawatirkan lagi,” jelas Dito, saat melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke Pasar Sentral, Medan, Sumatera Utara, belum lama ini.
Dari pantauan harga dan informasi yang diperoleh di lapangan selama dua minggu menjelang lebaran, jelasnya, harga kebutuhan sehari-hari, terutama bahan pokok, masih tergolong stabil.
“Selama Ramadhan tidak ada kenaikan harga karena sudah dipantau oleh Satgas. Sudah ada Satgas dari Kementerian Perdagangan maupun dari Pemerintah Daerah sini, Polda juga,” sambung dia.
Dia berharap kondisi ini terus berlangsung hingga Idul Fitri mendatang, sehingga tidak ada kendala bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun untuk perayaan Lebaran.
“Kami mendapat informasi harga di sini stabil dan diharapkan akan terus stabil sampai Idul Fitri nanti,” terangnya.
Dito Ganinduto Minta Pemda Perhatikan Pergerakan Harga Pangan
Pada kesempatan itu, Dito Ganinduto juga meminta Pemerintah Daerah untuk memperhatikan pergerakan harga bahan pangan sedini mungkin. Sehingga, ujarnya, jika terjadi kenaikan harga dapat segera diatasi agar tidak sampai menimbulkan gejolak di tengah masyarakat.
Untuk para distributor, dia meminta agar menyediakan cadangan yang dibutuhkan konsumen dan tidak mempermainkan harga yang memberatkan serta menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
Guna mengantisipasi adanya pemainan harga dari pelaku kartel, dia mendorong kerja sama antara Satgas Pangan dan Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Provinsi. Satgas Pangan dan KPPU Provinsi, tambahnya lagi, juga perlu menggandeng Kepolisian untuk memperketat pemantauan jalur rantai distribusi.
“Untuk menghindari permainan harga oleh para kartel, kami minta Satgas Pangan maksimal menjaga mata rantai distribusi harga pangan menjelang Lebaran,” terang Dito.
H. Dito Ganinduto, kelahiran tahun 1952, adalah pengusaha Indonesia. Ia juga menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah 8. Dapil ini meliputi Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap.
4 Langkah Kendalikan Harga Pangan
Sebelumnya, Menteri Airlangga Hartarto mengatakan memasuki periode bulan Ramadan dan Idul Fitri 2023, pemerintah melakukan empat langkah antisipatif untuk mengendalikan inflasi selama bulan Ramadan dan Idul Fitri 2023.
Upaya ini, jelasnya, diperlukan mengingat setiap menjelang perayaan hari besar akan terjadi peningkatan harga pada pangan dan aneka tarif angkutan.
Adapun 4 langkah yang dilakukan untuk mengendalikan harga pangan adalah:
Pertama, memperketat pemantauan pergerakan harga pangan. Pemerintah melakukan pemantauan harga kebutuhan bahan pokok seperti beras, minyak goreng, cabai, bawang, daging dan telur ayam ras, serta daging sapi.
Kedua, menyalurkan bantuan beras. Pemerintah akan memberikan bantuan beras selama 3 bulan. Demikian pula untuk bantuan telur dan ayam. Saat ini sedang diatur regulasinya. Akan diberikan untuk 3 bulan terutama kepada desil yang mendapatkan PKH dan bantuan pangan non tunai.
Ketiga, menggandeng BI mengendalikan inflasi. Di tatanan moneter dan makro ekonomi, pemerintah menggandeng Bank Indonesia melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Pemerintah juga akan terus mendorong sinergi dan kerja sama agar inflasi tetap dalam sasaran 2023. Ini merupakan momentum untuk pemulihan ekonomi nasional. Inflasi yang terjaga diharapkan menjadi pondasi yang kuat untuk perekonomian di tahun 2023 dan 2024.
Keempat, moral suasion. Moral suasion adalah daya tarik moralitas untuk mempengaruhi atau mengubah perilaku. Dalam hal ini tidak melakukan panic buying karena khawatir akan terjadi kenaikan harga.
Untuk ini diperlukan dukungan dari para bankir dalam bentuk moral suasion. Kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur Bank Indonesia diharapkan dapat diterapkan di lapangan.
Hal ini dibutuhkan agar pengelolaan ekspektasi masyarakat bisa terjaga. Terkait juga dengan ketersediaan pasokan, serta perilaku berbelanja agar dapat dilakukan secara bijaksana. Sehingga tidak terjadi overbuying akibat misinformasi.*
Penulis: Dharma Sastronegoro
Editor: Lala Lala