G24NEWS.TV, JAKARTA – Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengatakan calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto sangat fokus terhadap upaya pemberantasan korupsi.
Dia mengatakan upaya pemberantasan korupsi juga dilakukan Prabowo selama menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhan) Republik Indonesia sejak tahun 2019.
Peristiwa ini, jelas Hashim terjadi saat awal-awal Prabowo diangkat menjadi Menteri Pertahanan, di meja kerjanya ada kontrak untuk sebuah proyek pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsita).
Nilai kontrak, ujarnya, sangat besar, yaitu senilai Rp51 triliun. Kontrak itu diminta oleh para staf di Kemenhan untuk segera ditandatangani.
“Waktu Pak Prabowo diangkat sebagai menteri pertahanan, bulan-bulan pertama, di atas meja dia ada kontrak-kontrak yang harus dia tanda tangani senilai Rp 51 T. Rp 51 T di atas meja dia,” jelas Hassim, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/11/2023).
Namun, jelasnya, setelah dipelajari oleh Prabowo, ada potensi dana proyek itu dikorupsikan. Dalam kontrak, paparnya, ditemukan mark-up harga mencapai 1.250 persen.
Barang yang akan dibeli, terangnya, adalah senjata canggih yang awalnya dibanderol di harha USD800, tetapi digelembungkan harganya menjadi USD 10.800.
“Ada satu kontrak mark-up-nya 1.250 persen. Ada satu senjata harga pabrik 800 dolar satu senjata senapan canggih, yang datang ke mejanya Prabowo harganya 10.800 dolar,” tambah Hashim.
Setelah mengetahui hal itu, jelas Hashim, Prabowo memutuskan untuk membatalkan proyek tersebut karena markup dan nilai korupsi sangat tinggi, bahkan di luar batas nalar.
Bangga Terhadap Prabowo
Mengetahui hal itu, Hashim mengatakan bangga terhadap keputusan kakaknya Prabowo.
“Kerakusan di Indonesia ini sudah melampaui batas. Batas yang gila, lebih gila lagi. Ini adalah uang kalian, uang yang mau dirampok adalah is your money,” ujarnya.
Hashim mengatakan dirinya bersaksi bahwa sang kakak telah menyelamatkan uang rakyat Indonesia dari para tangan koruptor.
“Kalau Prabowo jahat, dia minta aja 1 persen dari rekanan, satu persen dari Rp51 triliun berapa? Rp510 miliar. Bisa paham kan? Kalau dia minta lima persen saja Rp2,5 triliun bukan?” ujarnya.
“Prabowo menolak godaan, saya bersaksi, saya saksi. Dia selamatkan uang kalian, your money, itu uang kalian. Dia selamatkan, ya Rp15 hingga 20 triliun dari tangan-tangan koruptor,” jelasnya.
Sudah Dilaporkan ke Jokowi
Lebih jauh, Hashim mengatakan peristiwa itu sudah diceritakan oleh Prabowo kepada Presiden Joko Widodo.
“Dan saya berbangga. Pak Prabowo lihat kontrak-kontrak di sini itu hampir semua ada korupsi. Dia tidak ada waktu untuk tender ulang. Apa yang terjadi? Dia batalkan semua kontrak. Dia batalkan kontrak-kontrak senilai Rp 51 T. Dari pada dia merestui korupsi karena dia sudah tahu ini korupsi,” tambahnya.
Respons Jokowi, jelasnya, terkejut dan dia meminta agar Menteri Pertahanan Prabowo melanjutkan upaya pemberantasan korupsi di lingkunganm Kementerian Pertahanan RI.
“Pak Jokowi waktu Pak Prabowo lapor ke Pak Jokowi mengenai korupsi di Kementerian Pertahanan, kalau Pak Jokowi kaget. Dan Pak Jokowi bilang lanjutkan berantas korupsi di Kemhan terus dan saya dukung,” terang Hashim.
Email: Nyomanadikusuma@G24 News
Editor: Lala Lala