G24NEWS.TV, JAKARTA — Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta pemerintah merespons secara serius kemunculan Covid-19 subvarian Omicron XBB 1.16. Subvarian ini disinyalir memicu lonjakan kasus Covid-19 di India karena pertumbuhan lebih unggul dibanding varian virus Corona lainnya.
“Seluruh pihak khususnya pemerintah untuk tetap memperkuat upaya pencegahan serta penanggulangan kasus Covid-19 khususnya upaya deteksi dini.” kata Bambang Soesatyo, yang juga Wakil Ketua Umum Partai Golkar dalam keterangan tertulis, yang diterima Senin (10/4).
Menurut Bambang Soesatyo pemerintah perlu meningkatkan kewaspadaan termasuk mengetatkan pintu masuk perbatasan. Kemunculan subvarian baru ini menurut dia sudah menjadi sinyal peringatan bagi dunia bahwa keberadaan Covid-19 masih terus berkembang dan bermutasi.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan bersama para pakar juga perlu segera melakukan kajian mendalam terhadap varian Arcturus atau subvarian Omicron XBB 1.16 ujar Bambang Soesatyo yang sering dipanggil Bamsoet.
Kajian mendalam bersama pakar, menurut dia diperlukan guna mengetahui karakteristik penularan, risiko serta pencegahan yang harus dilakukan.

Program vaksinasi, katanya, juga tetap perlu digencarkan utamanya bagi kelompok rentan atau berisiko tinggi. Pasalnya, subvarian ini diketahui sangat berisiko bagi penderita komorbid seperti darah tinggi, diabetes, HIV dan lainnya.
“Mendorong pemerintah tetap menggencarkan program vaksinasi Covid-19 utamanya bagi kelompok rentan atau berisiko tinggi,” ujar Bambang Soesatyo
Program vaksinasi tersebut bertujuan menekan tingkat penyebaran dan angka kematian akibat subvarian baru Omicron XBB 1.16.
Bambang yang berasal dari Daerah Pemilihan Jateng VII (Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen) itu meminta Pemerintah untuk serius merespon kemunculan varian Arcturus khususnya ketika tidak ada lagi pembatasan mengingat aktivitas dan mobilitas meningkat jelang Hari Raya.
“Oleh karenanya, diperlukan upaya lebih atau langkah konkret guna mencegah masuknya subvarian baru tersebut yang berpotensi menyebabkan kembali lonjakan kasus.” tutup Bamsoet.