Gubernur Lampung Arinal Djunaidi terus memastikan petani kopi di Lampung tidak mengalami kerugian panen. Sebab, selama ini kopi ditanam dengan sistem monokultur, sehingga sering gagal panen dan membuat petani rugi.
Berangkat dari permasalahan itu, Arinal pun mencetuskan inovasi menanam kopi dan lada secara bersamaan. Tak disangka, ide ini pun membuahkan hasil yang memuaskan.
“Saya memutuskan untuk memadukan penanaman kopi dan lada. Rupanya pertumbuhan kopi dan lada cukup bagus,” ungkap Arinal dalam video di kanal G24 Channel, Selasa (13/9//2022).
Orang nomor satu di Lampung itu menjelaskan, Indonesia merupakan negara penghasil biji kopi terbesar keempat dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia.
Produksi rata-rata kopi dalam negeri sebesar 744.000 ton per tahun atau sekitar tujuh persen dari produksi kopi dunia. Lampung menjadi salah satu provinsi penyumbang biji kopi terbesar di Indonesia.
“Kopi dari Lampung merupakan kopi nomor satu di Indonesia. Jangan sampai petani yang bersusah payah memanen kopi dan menjualnya dengan harga Rp 20.000 malah dirugikan oleh para pengusaha yang kembali menjual kopinya seharga Rp 90.000,” jelas Arinal.
Maka dari itu, Pemimpin Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) Lampung tersebut mengajak seluruh petani untuk belajar kembali mengenai pemasaran kopi secara tepat.
Ia pun mengajak setiap petani untuk belajar tentang unit processing kopi bubuk yang diproduksi di desa, sehingga nantinya produksi kopi bisa meningkat hingga dua kali lipat.
“Saya mohon kepada seluruh pengusaha dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membantu pengiriman kopi Lampung ke seluruh Indonesia,” ujarnya.
