G24NEWS.TV, JAKARTA — Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani mengatakan saat ini media sosial, terutama TikTok, kerap menjadi tempat eksploitasi anak. Banyak konten creator memanfaatkan anak untuk meraup keuntungan ekonomi.
Menurut Christina hal ini perlu diantisipasi agar tidak menjadi bentuk lain upaya eksploitasi anak yang harus sama-sama diperangi.
“Eksploitasi anak hanya terjadi di jalanan, tetapi juga di ruang digital, melalui media-media sosial. Ambil contoh TikTok, kini makin banyak anak-anak dimanfaatkan untuk meminta-minta sumbangan,” ucap Christina saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional bertajuk “Disrupting Harm in Indonesia: Darurat Eksploitasi Anak, Bagaimana Masa depan Indonesia?” di Kampus Universitas Budi Luhur, Jakarta, Rabu (7/12).
Live TikTok Minta Sumbangan
Dia pernah melihat seorang anak berkebutuhan khusus diajak ibunya melakukan siaran langsung di platform media sosial TikTok demi mengharapkan gift atau imbalan dari penonton.
“Kesannya memang berharap ada rasa iba melihat kondisi anak tersebut,” ujar dia.
“Tapi di sisi lain, ini adalah cara lain eksploitasi anak oleh orang tuanya untuk kepentingan ekonomi. Fenomena ini patut kita waspadai dan menjadi perhatian bersama,” lanjut Christina.
Prank atau Menjahili Anak
Anggota Fraksi Partai Golkar ini, juga mencermati banyak konten dengan materi orang tua melakukan prank atau aksi jahil pada balita. “Aksi itu dikira menghibur orang dewasa karena melihat anak kecil tersebut menangis ketika di-prank, atau lebih tepatnya ditakut-takuti. Bagi anak hal ini berbekas dan meninggalkan trauma,” ujar dia.
Kontek menakut-nakuti anak ini sempat viral dan menurutnya hal ini merupakan bentuk lain kekerasan dan eksploitasi terhadap anak juga. “Masyarakat jangan latah dan harus bijak, pikirkan yang terbaik untuk anak,” tegasnya.
Dia menyarankan agar masyarakat aktif melaporkan akun-akun yang melakukan eksploitasi anak agar dibekukan oleh pengelola media sosial. Christina mengakui ada banyak konten positif terkait anak bersama ibu atau ayahnya. Hal itu menurut dia perlu diapresiasi karena memberikan pendidikan terkait tumbuh kembang anak.
Lawan Sindikat Eksploitasi Anak
“Tapi intinya jangan sampai anak dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi yang sifatnya eksploitatif. Ini kita perlu awasi bersama,” tukas Christina yang berasal dari Daerah Pemilihan Jakarta II.
Dia berharap masyarakat semakin aktif melawan praktek-praktek eksploitasi anak.
“Kita temukan di jalanan masih cukup banyak. Kita perlu pendekatan untuk memastikan pada orang tuanya agar tidak melakukan praktek ini. Jika terkait sindikat, maka harus melapor ke aparat penegak hukum,” ujar dia.