G24NEWS.TV, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan program Kartu Prakerja telah memberikan manfaat skilling, reskilling hingga upskilling kepada semua angkatan kerja Indonesia. Program yang diusung Presiden Joko Widodo ini telah memberikan pelatihan dengan porsi yang cukup seimbang kepada laki-laki maupun perempuan.
“Program Kartu Prakerja telah mencapai 13,4 juta penerima di seluruh kabupaten/kota se-Indonesia mulai dari kabupaten Merauke 16.908 orang, lalu dari Sabang 1.653 orang, dan Kepulauan Talaud 2.924 orang baik laki-laki maupun perempuan cukup seimbang termasuk melibatkan disabilitas, orang tua, peserta (tamat) pendidikan SD,” ucap Airlangga dalam webinar ‘Tiga Tahun Perjalanan Kartu Prakerja Mentransformasi Layanan Publik: Capaian, Pelajaran, dan Strategi ke Depan”.
Kala situasi ekonomi menurun di masa pandemi COVID-19, Airlangga menyatakan bahwa Jokowi berinisiatif menyulap Kartu Prakerja menjadi program semi bantuan sosial (bansos). Kebijakan ini disebut sukses membantu meringankan masyarakat dalam situasi sulit.
“Beberapa kalangan masyarakat mempertanyakan program pelatihan ini apakah sudah efektif dan apakah bantuan program Kartu Prakerja ini mampu menolong daya beli masyarakat, jawabannya adalah iya dan iya,” jelasnya.
Keberhasilan Kartu Prakerja
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari memaparkan hasil survei tahun 2021 yang diikuti oleh 5,1 juta peserta dari keseluruhan 5,9 juta orang. Hasilnya, lebih dari 90% penerima menyatakan mengalami peningkatan skilling, reskilling dan upskilling.
“Kalau tetangga Anda ikut Prakerja dan tetap menganggur, itu hanya sebagian tetangga Anda. Sedangkan survei kita memotret banyak orang. Saya ingin kita paham yang dilayani program Kartu Prakerja besar, memang tidak semuanya berhasil, ada juga yang tidak berhasil kita mengakui itu, tapi secara umum kita melihat mayoritas 90% lebih mengatakan keterampilan meningkat,” tutur Denni.
Dari segi insentif, Denni memaparkan bahwa 89% peserta menggunakannya untuk membeli bahan pangan sesuai tujuan program Kartu Prakerja yakni sebagai semi bansos. Lalu sebanyak 69% memilih menggunakan insentif untuk membuka usaha.

“Umumnya kalangan masyarakat mempergunakan insentif ini untuk membeli gerobak rokok, gerobak pecel, penggorengan, alat masak, mesin jahit, bibit ikan, bibit ayam, dan lain-lain sebagainya untuk modal usaha mereka. Jadi kesimpulannya adalah program Kartu Prakerja berdampak positif dan pelatihan maupun bansos dalam program Kartu Prakerja sama-sama bermanfaat,” jelasnya.
Denni pun juga menjelaskan riset dari Presisi Indonesia yang mengungkap bahwa peserta program Kartu Prakerja banyak berasal dari kelompok miskin yaitu 40% terbawah dari piramida sosial.”Meskipun program Kartu Prakerja tidak ditargetkan khusus untuk kelompok miskin, nyatanya banyak peserta dari program Kartu Prakerja berasal dari kelompok miskin yaitu 40% terbawah dari piramida sosial,” ujar dia.